Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.
(Roma 4:18, 20 – TB)
“Ah dia mah udah tidak seperti awal kita bertemu dulu”. “Dulu ngomongnya yang manis-manis sekarang mah boro-boro ingkar janji terus”. Akhirnya pisah, hubungannya kandas akhirnya menyesal. Gombal penting sih, kalo ngomongin “love language” atau bahasa kasih ada juga yang bahasa kasihnya “Words of Affirmation” berupa pujian untuk seseorang. Begitu mudah orang dikuatkan dan diluluhkan oleh perkataan tapi juga satu sisi dapat dikecewakan oleh kata-kata yang sama juga ketika dinilai udah tidak sesuai lagi sama realita.
Abraham dijanjikan Tuhan, untuk mempunyai keturunan dengan Sara yang kala itu usianya sudah lanjut. Abraham sangat rindu dengan hal tersebut, seakan dapat angin segar ketika Tuhan berjanji demikian, tapi mungkin dia juga takut kecewa ketika hal tersebut tidak terjadi. Satu hal yang akhirnya menguatkan Iman Abraham, bukan dengan kata-kata atau janji yang diberikan, tapi siapa yang menjanjikan dan menyampaikan perkataan tersebut. Sosok Tuhan yang akhirnya menguatkan Iman, oleh sebab itu kuasa di dalam nama Tuhan Yesus sangatlah besar, karena dasar perkataan tersebut adalah Tuhan Yesus yang merupakan fondasi kebenaran dari orang yang percaya kepadaNya. Powerful sekali!
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, di masa kini berbicara mengenai fakta, vonis, realita, dan juga nasib yang akhirnya membuat kita terkadang bisa merasa tidak memiliki harapan hidup. Tapi percayalah janji Tuhan bukan gombal belaka, kata-kata yang diberikan dan dijanjikan sangatlah penuh kuasa, dan kuasa itu akan diberikan bahkan sudah ada di dalam kita. Namun ketika secara duniawi kita merasa tidak ada harapan, ditambah tidak berpegang pada Tuhan juga, akhirnya kita berada di posisi ngawang-ngawang atau melayang yang hanya hidup mengikuti arus dan menunggu keberuntungan terjadi. Bila anda di situasi ini, mari sadari kuasa dari Firman dan perkataan dalam namaNya, mampu mengubahkan, mampu memutar-balikkan fakta, juga membuat masa kini dan masa depan menjadi penuh makna dan harapan.
Pertanyaannya adalah, seberapa kita berpegang pada Firman dan PribadiNya saat ini? Tidak perlu terlalu tertekan, bila wanita yang sakit pendarahan 12 tahun saja percaya penuh ketika dia menjamah jubahNya saja maka dia akan sembuh, tapi menjamah jubah tersebut juga diperlukan pergerakan dan kerinduan ditambah tekad yang besar untuk menjadi dekat dengan Tuhan. Yuk mendekat dan terus mencoba berpegang sama Tuhan dan FirmanNya. Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, aku bersyukur karena Sang Empunya harapan, yaitu Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan aku, dan aku hari ini memilih untuk percaya sepenuhnya pada janji dan rancangan baik yang akan digenapiNya dalam hidupku sekarang dan selamanya. Tuhan Yesus Memberkati.
Yakinlah bahwa Tuhan Yesus & FirmanNya tidak pernah mengecewakan.