Tidak terasa kita semua sudah memasuki bulan kedua di tahun 2021, ada beberapa orang yang sudah melakukan target-target tujuan yang akan dicapai pada tahun 2021 ini, baik di dalam pekerjaan dalam pelayanan maupun didalam pengembangan diri yang dilakukan. Tapi.. ingatkah kita, bahwa hidup yang kita jalani saat ini memerlukan proses bahkan pengalaman-pengalaman yang baru dimana kita harus lebih bertumbuh lagi di dalam kehidupan rohani kita?
Dikatakan dalam 1 Korintus 14:1 (TB) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Mari kita menyimak dan merenungkan lebih lanjut ayat ini dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH): “JADIKANLAH kasih itu tujuan Saudara yang terutama. Walaupun demikian, mintalah kecakapan-kecakapan khusus yang diberikan oleh Roh Kudus, terutama karunia bernubuat serta kesanggupan untuk memberitakan Firman Allah”. Saat saya merenungkan ayat ini berulang-ulang, mengapa sebagai orang percaya kita harus mengejar kasih?
Pada awal tahun, saya bersama rekan sudah membuat target demi target yang akan dicapai baik dalam pekerjaan maupun di dalam pelayanan, tetapi saya lupa akan kebenaran firman di atas bahwa saya harus mengejar kasih di dalam segala hal yang saya kerjakan (1 Korintus 16:14 Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!) Berkaca pada ayat ini saya meminta Roh Kudus untuk menolong saya agar saya berusaha untuk mengembalikan motivasi apa yang akan saya kejar, yaitu saya harus mengejar kasih didalam segala hal yang saya kerjakan, termasuk untuk memiliki hati yang mempunyai kasih bagi orang lain untuk menolong, menghibur, mendorong dan menguatkan mereka yang membutuhkan.
Setiap hari Tuhan mengijinkan kita untuk bertemu dengan orang-orang yang dikenal maupun yang tidak kita kenal, adakah kita tetap memiliki kasih? Sama seperti Kristus yang adalah kasih. Ketika saya disadarkan akan hal ini, saya mengalami ujian kedewasaan dalam kehidupan rohani saya. Beberapa waktu yang lalu Tuhan memberikan saya berkat lewat pekerjaan yang saya lakukan, dan bersamaan dengan hal itu saya posting keberhasilan yang sudah saya raih pada salah satu media sosial saya. Beberapa minggu kemudian saya mendapatkan pesan pribadi dari orang yang saya tidak kenal. Dan ketika saya baca pesan itu, dia membutuhkan pertolongan biaya operasi anaknya yang masih berusia kurang lebih 5 bulan untuk pengangkatan tumor primer neuroblastoma pada rongga dada anaknya.
Respon pertama saya ketika membaca pesan itu, ada rasa kasihan pada bayi ini, foto demi foto saya lihat kondisi yang sangat memprihatinkan. Karena pikiran saya belum sepenuhnya ditundukkan pada Roh Kudus, mulai timbul pertanyaan.. Bagaimana kalau orang ini adalah penipu? Orang tuanya kerja apa ya? Dan berbagai pertanyaan mulai penuh dengan kecurigaan. Ketika di hati saya mulai timbul rasa belas kasih, saya mulai mendoakan anak itu walaupun saya tidak kenal siapa orang itu, dan sepanjang hari saya mulai resah karena belas kasihan itu mulai muncul, dan tidak ada lagi pikiran-pikiran negatif yang muncul. Dan saya belajar untuk memberi untuk dia. Saya yakin ini adalah bukan kemampuan dan kekuatan saya sebagai manusia, ketika saya mau belajar untuk tunduk dan dibentuk dalam kebenaranNya, Roh Kudus akan berperan aktif untuk menolong saya untuk menjalani firmanNya yang berkuasa dalam kehidupan saya, khususnya dalam mengejar kasih.
Ketika kita mengejar kasih, tidak ada lagi kepentingan kita di dalamnya.Tidak ada lagi rasa pamrih dan harga diri kita yang ingin dipandang oleh orang lain, tetapi apa yang kita lakukan hanya dengan satu tujuan yaitu agar setiap orang dapat melihat Kristus dalam diri kita.
Mengasihi adalah pilihan.
Marilah kita memilih untuk mengasihi sesama seperti Tuhan telah mengasihi kita.