(Materi komsel berdasarkan bahan kotbah 4 Maret 2018)
Pendahuluan
Satu-satunya kunci untuk bebas dari kepahitan adalah dengan MENGAMPUNI. Ada ungkapan mengatakan: “Ketika kita mengampuni, kita sedang membebaskan seorang tawanan dari penjara dan tawanan itu adalah diri kita sendiri”. Artinya ketika kita tidak mau mengampuni, sebenarnya kita sedang memenjarakan diri kita dalam kepahitan, kemarahan, sakit hati yang berdampak pada doa yang tidak terjawab dan terhalangnya pengampunan Allah bagi kita (bdk. Markus 11:25-26).
Pendalaman
Rasul Paulus mengatakan dalam Efesus 4:31-32 bahwa segala kepahitan, kegeraman dan kemarahan harus dibuang. Ini menunjukkan bahwa hal-hal itu adalah sesuatu yang tidak berharga dan tidak layak untuk disimpan (contoh: kotoran tentu tidak akan kita simpan).
Dalam Alkitab kita melihat seorang yang bebas dari kepahitan, yaitu Yusuf. Meskipun ia dibenci, dibuang bahkan dijual oleh saudara-saudaranya sendiri, namun ia tidak dikuasai kepahitan dan membalaskan perbuatan mereka. Padahal Yusuf mampu dan punya kesempatan untuk melakukannya. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Yusuf agar bebas dari kepahitan ini:
-
Yusuf tetap mempercayai kebaikan dan kasih Tuhan dalam hidupnya (Kej. 50:20). Meskipun saudara-saudaranya merancangkan yang buruk terhadap dia, namun Yusuf sangat yakin bahwa Allah sanggup mengubah hal yang buruk itu untuk mendatangkan kebaikan bagi dia. Percayakah kita bahwa Allah juga sanggup melakukan hal yang demikian bagi kita?
-
Yusuf melepaskan pengampunan (Kej. 50:19). Kita harus mengampuni karena kita bukan Allah dan bukan pengganti Allah. Yusuf menyadari bahwa hanya Allah saja yang berhak untuk menghakimi setiap kejahatan saudara-saudaranya dan Yusuf tidak mau merebut haknya Allah. Pada saat kita melepaskan pengampunan maka Allah sendiri yang akan beperkara dengan orang-orang yang telah menyakiti kita.
-
Yusuf menunjukkan kebaikan kepada saudara-saudaranya (Kej. 50:21). Yusuf bukan hanya mengampuni tetapi juga ia membalas kejahatan dengan kebaikan. Hal yang sama Paulus ungkapkan dalam Roma 12:17-21, yaitu agar kita MENDOAKAN dan MEMBERKATI orang-orang yang telah menyakiti kita karena dengan demikian kita menyatakan perbedaan antara anak-anak Tuhan dengan anak-anak dunia.
Ketika kita dapat melakukan ketiga hal diatas, maka kita pasti akan dimerdekakan dari kepahitan yang dapat menghancurkan hidup kita. Dan hasilnya adalah kita akan melihat berkat-berkat Tuhan tercurahnya bagi kita dan Tuhanpun akan mengampuni segala kesalahan kita. Amin.
Bahan Diskusi:
-
Pernahkah anda mengalami kejadian yang sangat menyakiti hati anda atau sangat merugikan anda, dan sampai sekarang hal itu masih terus anda ingat? Sharingkan.
-
Apa yang INGIN anda lakukan, terhadap orang yang telah menyakiti atau merugikan anda tersebut?
-
Berdasarkan Firman Tuhan – Apa yang HARUS anda lakukan terhadap orang yang demikian? Bagaimana jika hal itu tidak mudah karena kerugian atau rasa sakit yang dia akibatkan sangat besar dalam hidup anda?
-
Bacalah sungguh-sungguh Roma 12:20-21, Apa lagi yang Tuhan ingin kita lakukan kepada orang-orang yang menyakiti hati kita? Apa artinya “Menumpukkan bara api diatas kepala mereka?”