BEBAS DARI MASA LALU YANG KELAM

(Materi komsel berdasarkan bahan kotbah 11 Maret 2018)

Pendahuluan

Setiap orang dilahirkan dengan potensinya masing-masing, yang mana Tuhan memberikan potensi itu bukan hanya untuk kepentingannya sendiri tetapi juga untuk memberkati orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, ada banyak orang tidak memanfaatkan potensi tersebut karena ia masih dibelenggu oleh masa lalunya yang buruk, dan jika itu yang terjadi sebenarnya orang tersebut telah menyia-nyiakan hidupnya.

Pendalaman

iblis – bapa segala dusta itu (Yohanes 8:44) – selalu berusaha menipu kita agar kita tidak hidup sesuai dengan potensi dan panggilan yang Allah tetapkan bagi kita. Dengan liciknya, ia berusaha membuat kita terbelenggu dengan hal-hal buruk yang telah terjadi di masa lalu.

Kita dapat melihat sebuah contoh dari kehidupan Yefta (Hakim 11:1-3). Yefta sebagai anak seorang pelacur, tentu di cap negatif oleh orang-orang sekitarnya, padahal dalam dirinya ada potensi sebagai “Pahlawan yang gagah perkasa”. Tetapi karena stigma buruk itu, ia – yang saat itu masih terbelenggu oleh masa lalunya – mengambil keputusan yang salah; dia menjadi kepala perampok yang melakukan berbagai kejahatan.

Sama seperti yang terjadi pada Yefta, banyak orang yang terikat pada masa lalu yang buruk – meskipun bukan kesalahannya – berpikir bahwa karena orang-orang sudah mencap dia negatif, maka sekalian saja hidup rusak dan bejat. Bayangkan betapa sedihnya hati Tuhan, melihat potensi yang Dia berikan bukannya dipakai untuk kebaikan, malah mendatangkan keburukan.

Hal kedua yang juga sering terjadi pada orang-orang yang terikat pada masa lalu yang buruk adalah ia merasa “nyaman” dengan kepahitan, rasa malu, kegagalan yang telah ia lakukan sehingga ia tidak ingin keluar dari situ. Kita dapat belajar dari kisah Yusuf dalam Kejadian 41:50-51, Yusuf tidak membiarkan masa lalu yang kelam menghantui hidupnya, tetapi ia melupakan segala kesukaran yang dia alami sehingga ia bisa menikmati masa depan yang indah dan bebas dari intimidasi iblis. Orang yang terbelenggu dengan masa lalunya seringkali gagal melihat berkat dan janji Tuhan yang tersedia baginya hari ini. Betapa liciknya si iblis itu!!

Seburuk dan selama apapun masa lalu kita yang kelam, tidak sukar bagi Tuhan untuk mengubahnya asal kita mau menyerahkannya kepada Tuhan. Kisah orang yang lumpuh di tepi kolam Betesda (Yohanes 5:1-8) menjadi contoh bagi kita bahwa Tuhan mau melepaskan kita dari masa lalu yang kelam. Bagi Tuhan tidak ada kata “Terlambat” atau sudah terlalu permanen untuk bisa diubahkan.

Sama seperti Yefta, di tengah kehidupan yang rusak dan kelam Allah memberi kesempatan untuk mengeluarkan potensinya sebagai “Pahlawan yang gagah perkasa” (Hakim 11:4-11). Tuhan juga sanggup mengeluarkan potensi kita jika kita mau berdamai dengan masa lalu kita. Amin.

Bahan Diskusi:

  1. Menurut anda, bagaimana rasa sakitnya apabila seseorang mengalami dikhianati oleh pasangan, di fitnah, dilecehkan secara seksual, dikucilkan teman-teman segereja, diejek atau dipermalukan oleh guru/dosen/orang tua? Sharingkan dengan anggota PoP anda.

  2. Pernahkah anda mengalami hal-hal seperti yang didiskusikan tadi? Jika iya, apakah hal tersebut masih mengikat anda dengan perasaan marah, benci, tertuduh atau merasa kotor?

  3. Bagaimana supaya kita mengalami kebebasan dari belenggu masa lalu berdasarkan Markus 11:25-26, Matius 18:21-22.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *