PANTANG MUNDUR

Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari. Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami. (Nehemia 7:15-16)

Inilah tekad kuat dari seorang nabi Tuhan yang bernama Nehemia yaitu pantang mundur dan pantang menyerah. Nehemia adalah tokoh penting dalam pembangunan tembok Yerusalem. kisah ini diawali dari kerinduan Nehemia yang ingin pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok kota tempat nenek moyangnya yang telah menjadi reruntuhan. Namun tidak semudah itu karena ia berstatus sebagai orang buangan dan demikian juga semua orang Yahudi lainya, untuk itu ia sangat sedih melihat keadaannya yang terbatas tersebut. Kesedihan hatinya didengar oleh Tuhan sehingga Tuhan memakai Raja Artahsasta yang mengizinkan Nehemia pulang untuk membangun tembok kota yang sudah menjadi reruntuhan dan puing-puing itu. Singkat cerita pulanglah Nehemia ke Yerusalem, namun ternyata setelah sampai ke Yerusalem ada banyak tantangan, hambatan dan permasalahan yang timbul silih berganti.

Hambatan pertama, reruntuhan tembok kota terlalu banyak dan tinggi puingnya sehingga susah untuk dilewati oleh kuda maupun keledai, untuk itu Nehemia harus jalan kaki supaya melihat tembok-tembok yang runtuh itu. Hambatan kedua, banyak orang yang tidak suka terhadap pembangunan itu, diantaranya Gubernur Samaria yang bernama Sanbalat, orang Horon yang tinggal di sebelah Yerusalem, pemimpin orang Amon yang bernama Tobia dan orang-orang Amon, orang-orang Gesyem serta orang-orang Arab. Mereka semua tidak hanya mengejek dan menghina namun juga memfitnah, orang-orang itu jugalah yang menghalang-halangi pembangunan tembok, baik dengan cara lembut maupun dengan cara kasar, sehingga Nehemia harus mempersenjatai para pekerja supaya tidak ada orang-orang yang berani menyerang.

Berkat pertolongan Tuhan, akhirnya selesailah pembangunan tembok tersebut. Nehemia dan orang-orang Yehuda sadar bahwa Tuhanlah yang menolong mereka, bahkan musuh-musuhnya juga sadar bahwa pekerjaan itu diselesaikan dengan bantuan Allah sendiri.

Dari kisah ini kita dapat belajar untuk tetap terus maju melayani pekerjaan Tuhan yang diberikan kepada kita. Apapun tantangan dan hambatan yang kita hadapi, percayalah bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kita untuk menyelesaikannya dengan baik, sesuai dengan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Amin.

Tantangan itu untuk dihadapi bukan untuk dihindari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *