YOUR WORDS CAN MAKE A DIFFERENCE

Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (Amsal 10:11)

Seorang pria masuk dalam ruang kerja dengan wajah berbinar-binar. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Kami berbincang hanya dua sampai tiga menit saja setiap kali bertemu. Tetapi setiap kali kami bertemu meskipun hanya sebentar, ia membagikan sesuatu kepada saya yang justru saya butuhkan pada saat itu.”

Pernahkah anda mengalami hal seperti ini? Menerima perkataan yang merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana ayat diatas, “Mulut orang benar adalah sumber kehidupan…” Sungguh menggembirakan memiliki teman yang menyegarkan semangat, menantang pemikiran dan memuliakan Allah. Perbedaan dari teman-teman ini dengan orang yang selalu nyinyir adalah hati mereka. Allah berkata kepada kita, “Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Apabila kita hidup dalam persekutuan yang intim dengan Allah, maka perkataan kitapun akan menjadi sumber kehidupan.

Bagaimana kita dapat menjadi orang yang layak untuk didengar? Dengan membiarkan hidup kita dikuasai oleh Allah sendiri. Agar perkataan kita dikendalikan oleh Allah, kita harus mempunyai kehidupan yang dikendalikan oleh Allah. Mengapa kita harus menjadi orang yang layak untuk didengar ? Karena kita adalah milikNya dan Ia ingin agar kita memancarkan kasih-Nya setiap saat.

Apa yang patut kita bicarakan?

  1. Puji-pujian kepada Tuhan. Mazmur 35:28. Kita memuji Dia untuk apa yang sedang dilakukan Allah di dalam kehidupan kita.
  2. Firman Allah. Ulangan 6:6-7
  3. Dorongan dan penghiburan. 1 Tesalonika 2:11-12
  4. Hikmat dan keadilan. Mazmur 37:30
  5. Kelemah-lembutan sebagai salah satu buah Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.

Bagaimana kita dapat melakukannya? Kita dapat melakukannya dengan pertolongan Tuhan. Ia turut terlibat dalam proses untuk menjadikan kita lemah lembut. Kiranya kita menyadari akan kekuatan perkataan kita. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya (Amsal 18:21). Jika lidah kita dapat dikendalikan, maka mulut kita akan menjadi sumber kehidupan dan perkataan kita akan layak untuk didengar.

Kata-kata kita seharusnya menjadi sumber kekuatan bagi yang mendengarnya – bukan melukainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *