KECIL TAPI BESAR

“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar.” (Yakobus 3:5a)

Suatu kali sepasang suami istri yang hampir bercerai mendatangi seorang konselor untuk meminta bantuan. Sang konselor kemudian mendapati bahwa akar persoalan diantara suami istri tersebut terletak pada satu pertengkaran belasan tahun yang lalu, di mana sang suami pernah mengeluarkan perkataan “Dasar kamu perempuan tidak berguna”. Sejak perkataan itu keluar dari mulut sang suami, maka sejak itu ada “tembok” tebal yang terbangun diantara suami dan istri tersebut. Dan karena masalah tersebut tidak pernah diselesaikan, maka tembok tersebut hari demi hari menjadi semakin besar, tebal dan tinggi, sehingga berdampak pada rusaknya hubungan suami dan istri tersebut selama belasan tahun.

Ayat di atas merupakan nasehat dari Yakobus tentang dosa karena lidah. Ia memberikan peringatan supaya kita berhati-hati dalam berkata-kata. Yakobus sedang membicarakan mengenai kekuatan dari lidah atau perkataan, yang meskipun kelihatannya satu bagian tubuh yang kecil, tetapi lidah mempunyai pengaruh yang besar. Dalam hal ini ia memakai analogi kekang pada kuda dan kemudi pada kapal untuk memperlihatkan bahwa hal yang kecil dapat mengendalikan hal yang lebih besar. Kekang yang kecil dapat mengendalikan kekuatan besar seekor kuda, demikian juga dengan kemudi kapal yang kecil, namun dapat mengendalikan gerak laju kapal yang besar, demikian pula dengan lidah manusia, ia dapat mempengaruhi keseluruhan hidup manusia. Seperti api yang kecil dapat membakar hutan yang besar, begitulah lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan, lidah dapat menghancurkan sebuah rumah tangga bahkan sebuah negara. Begitu dahsyatnya dampak dari dosa lidah, binatang buas saja dapat dijinakkan, namun tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah, demikian ungkap Yakobus dalam suratnya kepada kedua belas suku di perantauan dan tentu juga berlaku bagi setiap kita.

Untuk itu penting bagi setiap kita sebagai orang percaya untuk waspada terhadap lidah atau perkataan kita. Kita tidak dibenarkan menggunakan lidah untuk memuji Tuhan sementara kita juga menggunakannya untuk mengutuki manusia ciptaan Tuhan. Melalui pertolongan Roh Kudus segeralah selesaikan jika selama ini kita pernah menggeluarkan perkataan-perkataan yang menyakitkan kepada orang lain, terlebih khusus kepada anggota keluarga kita (suami/isteri dan anak-anak), sehingga “tembok” yang sudah terbangun akibat perkataan kita segera diruntuhkan. Lidah atau perkataan kita dapat memberikan pengaruh yang besar – baik bagi diri kita maupun bagi orang lain – itulah sebabnya kita perlu menjaga dan mengendalikan lidah kita hanya untuk kebaikan, seperti kata Salomo “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang” (Amsal 16:24).

Kecil tapi besar, itulah lidah,
yang walaupun kecil tapi dapat memberikan dampak yang besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *