“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
(Yohanes 13:34-35)
Tanggal 14 Februari seringkali diidentikkan dengan Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day). Namun sebenarnya “hari kasih sayang” bukan hanya kita ungkapkan pada tanggal 14 Februari saja, tetapi ungkapan kasih sayang itu haruslah kita nyatakan dalam kehidupan keseharian kita.
Ada sebuah survey di Amerika Serikat tentang topik apa yang paling populer dibahas dalam masyarakat, berdasarkan judul-judul buku yang diterbitkan. Dalam urutan lima besar hasilnya sebagai berikut: tentang Surga 2.652 judul, Uang 10.344, Seks 16.065, Allah 18.818 dan tentang Kasih 30.066 judul. Mengacu pada hasil survey ini kita melihat bahwa “Kasih” merupakan topik yang sangat diminati dan hal ini berarti kasih menjadi suatu hal yang penting dan dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Bagaimana dengan gereja? Apakah kasih masih menjadi topik yang utama? Jawabannya tentu saja kasih selalu dinyanyikan bahkan dikhotbahkan di dalam ibadah terutama di dalam ibadah Paskah dan Natal. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah kasih hanya menjadi teori atau lips service saja? Karena pada kenyataannya banyak perselisihan, kebencian, kepahitan, pertikaian yang terjadi di dalam gereja.
Melalui firman Tuhan Yohanes 13:34-35 kita diingatkan supaya kita saling mengasihi sebagaimana telah diteladankan oleh Tuhan Yesus. Ketika Tuhan Yesus dikhianati dan dijual oleh Yudas, ketika Petrus menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan Yesus dan pada puncaknya Tuhan Yesus harus menjalani siksaan, olokan, hinaan, direndahkan dan terakhir di paku di atas kayu salib. Hal ini menandakan kasih-Nya yang begitu besar kepada umat manusia. Kasih yang diteladankan oleh Tuhan Yesus adalah kasih Agape yaitu kasih yang rela berkorban dan tanpa pamrih.
Kasih yang sejati telah kita terima dari Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib untuk mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita. Biarlah Kasih-Nya yang telah kita terima itu menggugah setiap kita untuk mengungkapkan cinta atau kasih kita dengan mengampuni kesalahan sesama kita, tidak menaruh dendam dengan sesama kita atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
Kiranya hari Valentine ini menjadi pengingat bagi kita bahwa mengasihi adalah sebuah perintah dari Tuhan sendiri dan menyadarkan kita bahwa Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan totalitas untuk memenangkan kita kembali. Mengasihi adalah sebuah tindakan yang mengabaikan ego kita sendiri, sehingga kita dapat memberikan yang terbaik kepada sesama dalam nama Yesus. Maukah kita melakukannya?
Mari bagikan kasih Kristus di hari Valentine ini, karena itulah manifestasi kasih kita
yang sejati kepada sesama yang memerlukan kasih Kristus.