HEAR OR LISTEN

“….Sesungguhnya mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”
(1 Samuel 15:22b)

Ayat di atas adalah salah satu perkataan keras yang diucapkan nabi Samuel kepada Saul, dalam perikop tentang penolakan Tuhan atas Saul untuk terus memerintah sebagai Raja Israel ketika Saul melanggar titah Tuhan (1 Samuel 15:1-35). Saul tidak mendengarkan dan memperhatikan baik-baik apa yang Tuhan firmankan, untuk menumpas seluruh bangsa Amalek dan seluruh lembu, domba, unta maupun keledainya (ay.3). Tetapi Saul merasa bahwa justru ia sudah mendengarkan dan bahkan pergi melakukan yang Tuhan mau (ay. 20-TB 2). Saul tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan adalah akibat dari hanya “Hear what God says”, bukan “Listen what God says”.

Dalam kata kerja bahasa Inggris, cara seseorang mendengar itu ada 2 proses, yaitu: ‘Hear’ – merupakan proses mendengar pasif yang tidak memerlukan usaha atau fokus atau asal mendengar, dan ‘Listen’ – merupakan proses mendengar aktif yang memerlukan usaha dan fokus atau mendengar dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Tentu saja hasil yang diperoleh pun dari melakukan tindakan atas proses ‘Hear’ dan ‘Listen’ itu, akan berbeda. Jika tindakan yang dilakukan Saul berpegang pada proses “Listen what God says”: Mendengarkan dan memperhatikan firman-Nya dengan sungguh-sungguh. Tentulah dalam hati dan pikirannya akan timbul iman dan tekad untuk melakukan tepat seperti yang Tuhan mau, karena iman timbul dari pendengaran yang sungguh-sungguh akan firman Tuhan; dan tentu saja Saul tidak akan kehilangan kepercayaan Tuhan untuk terus bisa menduduki tahtanya. 

Dari kisah Saul ini kita bisa belajar bahwa Buah kehidupan yang kita hasilkan, bergantung pada bagaimana cara kita mendengar dan memperhatikan firman Tuhan. Dalam Kitab Ulangan 28 Allah dengan sangat jelas memberitahukan mengenai hubungan antara cara mendengar dan memperhatikan firman  dengan berkat dan kutuk. Jika kita ingin diberkati dan terus berproses dalam pertumbuhan yang benar ke arah Kristus seperti yang Bapa kehendaki, mari kita sadari dan perbaiki cara kita mendengar dan memperhatikan firman-Nya – baik dalam khotbah-khotbah maupun renungan yang disampaikan – karena itu yang akan mempengaruhi cara kita melakukan kehendak firman-Nya. Manusia bisa salah mengenali proses ‘Hear’ dan ‘Listen’, tetapi Tuhan tidak pernah salah melihat sikap hati manusia. 

Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus menyampaikan kembali kepada kita mengenai pentingnya proses mendengarkan dan memperhatikan firman-Nya. Dalam Perumpamaan Penabur dan Benih dalam Matius 13:1-23 yang dituliskan juga dalam Kitab Markus dan Lukas. Bagi yang mau sungguh-sungguh mendengarkan dan memperhatikan firmanNya (Listen what God says), Tuhan berjanji akan memberi kekuatan dan kemampuan untuk bertumbuh dan buahnya berlipat ganda, bahkan sampai 100 kali ganda (ay. 23) bagi kemuliaan-Nya. Amin.

Cara kita mendengarkan dan memperhatikan firman Tuhan menentukan Buah kehidupan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *