“Tetapi umat yang mengenal Allahnya, akan tetap kuat dan akan bertindak.”
(Daniel 11:32b)
Dunia dimana kita tinggal adalah sebuah dunia yang penuh dengan tantangan dan pergumulan, bahkan penderitaan. Kitab Daniel yang merupakan kitab nubuatan, mengingatkan kepada kita tentang gambaran di akhir zaman, dimana akan ada kesusahan yang besar. Hendaknya kita mengetahui bahwa akan ada masa-masa sukar yang harus dilalui oleh orang-orang percaya. Di tengah masa sukar tersebut, tidak sedikit orang percaya yang menghadapi kesusahan dengan ketakutan, pesimis, dan bahkan kehilangan pengharapan. Namun firman Tuhan mengatakan bahwa umat yang mengenal Tuhan akan tetap kuat dan akan bertindak (Daniel 11:32). Berita intinya jelas, yang terpenting dalam menghadapi segala tantangan dan pergumulan, bahkan penderitaan adalah pengenalan akan Tuhan. A.W. Tozer mengatakan, “Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika kita berpikir tentang Tuhan adalah hal terpenting tentang kita.” Pernyataan tersebut benar, sebab pengenalan kita tentang Tuhan akan mengubah cara kita berpikir kita tentang diri kita, orang lain, dan dunia dimana kita tinggal. Bukan hanya itu, pengenalan akan Tuhan membuat kita memiliki cara pandang serta respon yang benar tentang segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Pertanyaannya, “Apakah kita benar-benar mengenal Tuhan?” Atau kita hanya sebatas mengetahui tentang Tuhan?
Dalam Efesus 1:17, Rasul Paulus berdoa bagi jemaat, dimana kerinduannya yang terdalam adalah agar mereka “mengenal Tuhan lebih baik”. Paulus memahami bahwa panggilan pertama kita adalah untuk tetap bersekutu dengan Allah (1 Korintus 1:8). Dan cara terbaik untuk mengenal Allah adalah melalui firman Tuhan. Tahukah anda, bahwa 98% cara Tuhan berbicara kepada kita adalah melalui firman Tuhan? Oleh karena itu, latihlah diri kita untuk senantiasa membaca dan merenungkan firman Tuhan. Ketika kita membaca dan merenungkan firman Tuhan, itu berarti Tuhan sedang berbicara kepada kita dan sedang menyingkapkan diri-Nya kepada kita. Daniel kuat dan berani menghadapi tantangan apapun, karena Daniel mengenal Allah dengan benar. Pengenalan (yada) yang bukan hanya di permukaan (dangkal), tetapi hingga ke akar (kedalaman). Jangan menjadi orang kristen yang sekedar memiliki pengetahuan besar tentang Tuhan, tetapi jadilah orang Kristen yang mengenal Tuhan dalam kebesaran-Nya.
Pada akhirnya, untuk mengenal Tuhan diperlukan sebuah proses. Sayangnya, seringkali orang Kristen terjebak pada keinginan mengenal Tuhan dengan instan. Bukankah seorang bayipun membutuhkan “proses belajar” untuk pada akhirnya dapat berjalan dan berlari? Bukankah diperlukan “proses membangun” secara bertahap untuk memiliki bangunan yang kokoh? Dengan kata lain, selalu diperlukan “proses” untuk kita mengenal Tuhan. Jika demikian, marilah kita jalani proses mengenal Tuhan itu dalam hidup kita hari demi hari melalui firman-Nya.
Cabut prinsip “instan” dan tanamkan prinsip “proses” dalam mengenal Tuhan.