“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”
(Yesaya 43:4)
Demi sebuah ketenaran, seorang wanita asal Jerman rela melakukan berbagai operasi wajahnya menyerupai seekor kuda. Setelah aksinya tersebut, wanita yang berprofesi sebagai DJ & music producer itu memang kemudian viral di berbagai media social (Instagram/Tiktok). Dengan alasan untuk mempertahankan popularitas ditengah maraknya artis-artis baru yang bermunculan, itulah penyebab sang DJ melakukan hal ekstrem tersebut.
Kita hidup di era digital, dimana orang berlomba-lomba untuk menjadi terkenal, viral, dan menjadi yang terutama atas sesamanya. Makanya tidak heran kemudian orang bisa melakukan berbagai cara dan aksi bahkan sampai di luar pikiran manusia pada umumnya. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi orang-orang di masa kini.
Sebagai orang percaya, bagaimana seharusnya sikap kita? Mari kita kembali kepada desain awal Tuhan menciptakan manusia. Dalam Kejadian 1:27 (BIMK) dikatakan “Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikannya mereka seperti diri-Nya sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan”. Dari ayat ini kita belajar bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Ada DNA Tuhan dalam diri manusia, bahkan kita dijadikan seperti diri-Nya sendiri (like Him). Dari semua ciptaan-Nya, manusia-lah yang sangat spesial diciptakan Tuhan. Dalam Yesaya 43:4a (ESV) dikatakan “Karena kamu berharga di mata-Ku, dan terhormat, dan Aku mencintaimu,”. Ada tiga hal yang Tuhan mau ingatkan kepada setiap kita umat ciptaan-Nya: Pertama, kita sangat berharga di mata Tuhan; kemudian kita adalah umat-umat yang terhormat; dan yang ketiga kita sangat dicintai oleh Tuhan. Dalam keadaan apapun jika kita memahami identitas ini, maka kita akan selalu mensyukuri keberadaan diri kita seutuhnya. Hal ini terbukti ketika Yesus datang ke dunia untuk menebus setiap kita – manusia yang berdosa. Sehingga kita berharga bukan karena berbagai atribut dunia yang bersifat fana (posisi, jabatan, ketenaran, dan sebagainya), melainkan karena kita adalah anak-anak Tuhan.
Kita akan terus berjuang dalam menjalani kehidupan saat ini. Berbagai hal harus terus diupayakan untuk bisa bertahan dalam hidup, namun tidak lagi dengan cara-cara yang ekstrem seperti contoh di atas, melainkan marilah kita minta hikmat Tuhan agar ide-ide kreatif dari Tuhan diberikan baik dalam kehidupan pribadi kita, pekerjaan, pelayanan, dan apapun yang sedang dikerjakan. Tuhan adalah Pencipta yang luar biasa, dan kita adalah ciptaan-Nya yang luar biasa juga. Amin.
Panggilan kita bukan untuk menjadi terkenal, melainkan untuk berdampak.