Istilah “Kamu nanya?” menjadi trend yang cukup viral belakangan ini. Alif cepmek adalah seorang anak muda yang menjadi penggagas tren ini khususnya di platform media sosial Tiktok. Tren ini kemudian diikuti oleh anak-anak muda termasuk orang dewasa dalam memperagakan istilah ini dalam aktifitas sehari-hari. “Bang, udah makan belum? Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya…?” kira-kira seperti itulah tren ini dilakukan. Sebuah pertanyaan yang harusnya dijawab oleh orang yang ditanyakan, tetapi dalam tren ini sebuah pertanyaan malah kembali ditanyakan, sehingga tidak ada jawaban. Namun inilah sebuah tren, atau sebuah jokes anak zaman now.
Baru-baru ini juga, kita sedang masuk kepada zaman yang dinamakan “AI”, atau kita sebut juga sebagai Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Istilah Artificial intelligence pertama kali diperkenalkan oleh John McCarthy sekitar tahun 1956 dalam sebuah program AI “Darthmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence” (DSRPAI). Sejak saat itu para ilmuwan semakin yakin dan bersemangat untuk menciptakan mesin yang dapat menyerupai kecerdasan manusia. Dan saat ini berbagai jenis AI banyak dipergunakan dalam menolong aktifitas manusia sehari-hari. Salah satu tools yang sedang tren digunakan yakni ChatGPT. Ini merupakan chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan kecerdasan buatan yakni OpenAI. Platform ini mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dan memberikan jawaban yang mirip seperti manusia. ChatGPT digunakan untuk mencari jawaban yang lebih baik dibandingkan dengan mesin penelusuran lainnya. Intinya, hari ini orang-orang dapat bertanya tentang apapun melalui platform ini, dan mendapat jawabannya dengan segera.
Di Alkitab ada cerita dimana Daud bertanya kepada Tuhan saat diperhadapkan dengan sebuah persoalan. 1 Samuel 23 adalah kisah Daud di Kehila. Diberitahukan kepada Daud bahwa orang Filistin sedang berperang melawan kota tersebut dan menjarah tempat-tempat pengirikan. Di tengah ketakukan orang-orang Daud pada waktu itu terhadap orang-orang Filistin, Daud memilih untuk bertanya kepada Tuhan, bukan terpengaruh kepada suara ketakutan para pengikutnya. Sebanyak tiga kali Daud bertanya kepada Tuhan, dan Tuhan menjawabnya. Ayat 2 “Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila”. Daud melakukan hal tersebut dan betul di ayat 5 dikatakan “Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila”.
Dari pengalaman Daud tersebut kita dapat belajar, bertanya kepada Tuhan merupakan langkah awal kemenangan Daud. Bertanya kepada Tuhan berarti Daud percaya bahwa Tuhan punya berbagai cara untuk menolong kehidupannya. Bertanya kepada Tuhan adalah bentuk penyerahan kepada Tuhan. Bertanya kepada Tuhan artinya mengandalkan Tuhan di dalam segala hal.
Sudahkah dalam kita menghadapi persoalan sehari-hari, kita awali dengan bertanya kepada Tuhan? Dalam memutuskan berbagai masalah dalam kehidupan, sudahkah kita mengawali dengan bertanya kepada Tuhan? Atau kita langsung memutuskan apapun sesuai dengan pikiran dan pengalaman kita? Biarlah pengalaman Daud ini mengajarkan kita agar senantiasa memulai segala sesuatu dengan bertanya kepada Tuhan, maka kita akan melihat pertolongan dan cara Tuhan yang luar biasa dalam semua persoalan hidup kita. Yesaya 59:1 menegaskan bahwa “Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang Panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar”.
BERTANYA MENJADI LANGKAH AWAL UNTUK KITA
MELIHAT KEMENANGAN BERSAMA TUHAN.