Istilah “Tohu Wabohu” bagi banyak orang Kristen awam, tentu merupakan sebuah istilah yang asing. Istilah “Tohu Wabohu” yang merupakan peribahasa Alkitab Ibrani ini, umumnya hanya dipakai dalam lingkup Theologia dan di sekolah-sekolah Theologia untuk mengistilahkan keadaan bumi yang terdapat dalam Kitab Kejadian 1:2 : “Bumi belum berbentuk (Tohu) dan kosong (Vohu); gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Keadaan bumi yang belum berbentuk (Tohu) itu, dijelaskan oleh nabi Yeremia dalam pasal 4:23 sebagai kondisi yang campur baur, sedangkan dalam terjemahan Alkitab Bahasa Sehari-hari (BIS) kondisi tersebut dituliskan sebagai kacau balau. Kondisi bumi yang begitu besar dan campur baur maupun kacau balau di mana air dan daratan itu masih bercampur baur dalam kegelapan pekat tersebut kemudian dijadikan oleh Bapa – yang bekerja sama dengan Firman dan Roh Kudus – suatu bumi yang dipenuhi oleh terang; oleh keteraturan; oleh fungsi-fungsi dan ciptaan-ciptaan lainnya, yang menurut pemandangan Allah itu: Baik/”Tov” (Kej.1:3, 10, 12, 18, 25) dan sungguh amat baik (Kej.1:31).
Sungguh besar dan luar biasanya kuasa Allah yang hanya oleh Firman yang diucapkan-Nya saja, bisa menciptakan terang yang besar untuk menerangi kegelapan yang begitu pekat; membalikkan keadaan yang begitu kacau menjadi tertata dengan baik; menjadikan yang tidak ada menjadi ada dan berfungsi, bahkan oleh kuasa-Nya yang luar biasa diciptakan-Nya manusia yang berakal budi dan mampu mengenal Sang Penciptanya, hanya dari debu tanah yang dihembusi nafas hidup ke dalam hidungnya. Dia telah mengubah kondisi “Tohu Wabohu” bumi yang luar biasa besar dan luasnya itu menjadi “Tov”. Pengetahuan bahwa Allah mampu mengubah kondisi “Tohu Wabohu” menjadi “Tov” ini, sungguh menjadikan suatu kekuatan bagi kita untuk kita memiliki pengharapan yang besar pada pertolongan-Nya.
Kalau hari-hari ini dimana dunia yang Allah jadikan ini sedang menekan kita melalui pandemi dengan dampak-dampaknya, akibat dosa dan kelalaian serta keserakahan manusia yang membuat bumi ini tidak lagi “sungguh amat baik”, sehingga bumi ini dipenuhi kuman, bakteri dan virus, dimana kondisi yang buruk dan rusak ini kemudian berbalik menyerang seluruh manusia di muka bumi ini, yang berdampak membuat banyak orang mengalami: Stres, depresi, tawar hati, patah semangat, menjadi pesimis, apatis, invalid, bahkan sampai undur dari Sang Pencipta akibat serangan Virus Covid-19 yang mengkolapskan berbagai bidang kehidupan.
Menghadapi kenyataan hidup yang berubah menjadi seperti sekarang ini, kemana dan kepada siapa kita akan meminta pertolongan di saat kita membutuhkan pertolongan bagi usaha kita yang bermasalah? Bagi keharmonisan keluarga kita yang mulai terguncang? Bagi kesehatan kita yang mungkin mulai terserang secara fisik maupun kejiwaan? Serta berbagai bidang masalah lainnya yang terus bermunculan? Sedangkan semua orang juga sedang menanggung beban kehidupan yang tidak mudah dan sama beratnya dengan kita?
Jika saat ini kita memerlukan sosok yang mampu menolong kita di masa yang semakin sukar dan tidak menentu ini, hanya satu jawabannya, berharaplah dan berserulah pada Allah yang mampu menjadikan kondisi “Tohu Wabohu” menjadi “Tov”. Kalau Ia mampu menjadikan bumi yang tidak terlukiskan besarnya, kacau balau dan kosong itu menjadi bumi yang baik bahkan amat sangat baik, terlebih Ia sanggup untuk menolong kita, sebesar apapun masalah kita; sekacau apapun kehidupan kita; sekecil apapun kemampuan kita, bahkan saat kita sudah tidak memiliki daya, dana, sarana bahkan ide apapun juga, tidak ada yang mustahil bagi-Nya untuk memberikan pertolongan dan pemulihan, sebab Ia adalah Allah.
Markus 9:23 mengatakan: “… Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya“. Bagi Allah sama sekali tidak sukar untuk menolong dan memulihkan kita, bahkan dalam Roma 8:32 dikatakan: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Kristus?” Prasyarat utama untuk kita bisa menerima segala sesuatu dari Bapa adalah seberapa besar kita beriman dan mempercayakan diri kita kepada Tuhan Yesus Kristus?
Jika saat ini kita mengharapkan bisa keluar dari kondisi “Tohu Wabohu” kehidupan kita, mari bangkitkan kembali semangat kita untuk beriman kepada-Nya. Mari fokuskan kembali pandangan mata dan hati kita kepada Tuhan, maka kita akan menemukan jawaban seperti Raja Daud dalam Mazmur 121:1-2, bahwa “Pertolonganku datangnya dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi”, yaitu Allah di dalam Yesus Kristus. Amin.
Satu-satunya pribadi pengubah “Tohu Wabohu” menjadi “Tov” hanya Allah kita.