AKU BERLARI PADA-MU

Satu ketika saya pergi ke sebuah sekolah dasar untuk menjemput keponakan saya yang bersekolah di sana. Momen pulang sekolah, bisa jadi merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak karena akhirnya mereka bisa bertemu dengan orang tua yang menjemput mereka di depan pintu sekolah.

Setelah diatur berbaris rapi di pintu sekolah, satu persatu anak dipanggil dan ketika orang tuanya sudah ada di depan pintu sekolah, maka anak tersebut dipersilahkan untuk menghampiri orang tuanya. Momen ini sangat saya sukai, karena melihat anak-anak berlari dengan semangat lalu disambut hangat oleh pelukan orang tuanya sungguh memberikan sukacita di hati saya. Meskipun hanya terpisah satu sama lain dalam kurun beberapa jam saja, tapi bagi anak-anak, pertemuan dengan orang tuanya setelah pulang sekolah adalah suatu momen yang spesial bagi mereka. Oleh sebab itu mereka berlari menghampiri orang tuanya yang dengan hangat menyambutnya dengan pelukan.

Seketika saya berpikir, apakah hal tersebut merupakan gambaran bagaimana Tuhan Yesus menerima dan “memeluk” erat kita saat berlari padaNya? Apakah dengan segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan, Tuhan masih mau menerima kita? Mari belajar dari kisah Zakheus – yang mungkin sudah sering kita dengar – namun memiliki makna yang sangat dalam tentang bagaimana Tuhan menerima dan mengasihi kita.

Lukas 19 : 4 – 5

Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus,yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Kalau kita membaca keseluruhan ceritanya, Zakheus merupakan seorang pemungut cukai yang bisa jadi tidak disukai oleh orang-orang pada masa itu, dan mungkin juga dia menjalankan tugasnya dengan cara yang tidak baik karena kita tahu di Lukas 19:7, orang-orang menyebut dia sebagai orang berdosa, bisa saja ini adalah label yang melekat padanya atas dosa dan kejahatan yang pernah dia perbuat. Namun semua berubah ketika Zakheus bertemu Yesus, ayat di atas menyebutkan bahwa Zakheus berlari untuk melihat dan bertemu dengan Yesus. Lalu apa respon Tuhan Yesus? Dia menerima Zakheus apa adanya dan kita tahu di akhir kisah ini, penerimaan tersebut membuat Zakheus bertobat dan berubah jadi orang yang lebih baik bahkan dia mau mengembalikan lebih dari apa yang diperasnya dari orang lain.

Merupakan gambaran yang sangat jelas, bahwa ketika kita berlari kepadaNya, apapun kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat, tanganNya selalu terbuka dan menerima kita apa adanya. Sebagaimana anak yang dengan sukacita dan semangat berlari kepada pelukan orang tuanya, meskipun anak tersebut telah melakukan kesalahan, atau mungkin sudah membuat jengkel orang tua, pelukan hangat dan penerimaan tetap menjadi bagian anak tersebut.

Hal ini mengajar kita bahwa seperti apapun hidup kita, latar belakang kita, kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat, ketika kita berlari kepadaNya dengan komitmen bahwa kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan hidup sesuai kehendak dan firmanNya bagi hidup kita, tangan Tuhan selalu terbuka untuk kita. This is real, and this is the truth about God’s love for us. Lalu apa respon kita mengenai hal tersebut? Tunggu apa lagi, mari berlari kepadaNya, terima pelukan kasihNya, dan ambil komitmen untuk berubah jadi pribadi yang lebih baik. God loves you and bless you.

One thought on “AKU BERLARI PADA-MU

  1. Amin! Kasih Kristus adalah Kasih yg Abadi … dulu, sekarang dan selamanya. Apapun kesalahan dan dosa yg kita perbuat, pasti akan diampuni-Nya. Datanglah dan terimalah Pelukan Kasih-Nya yg begitu tulus dan memberi sukacita bagi yang datang kepada-Nya.
    Haleluya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *