(Materi komsel berdasarkan bahan kotbah 18 Februari 2018)
Pendahuluan
Kekristenan bukanlah suatu agama melainkan sebuah hubungan, di mana dasar Kekristenan itu adalah relasi dengan Tuhan. Dalam hubungan tersebut, Tuhan tidak pernah menjanjikan “kembang gula” (kenikmatan) kepada para pengikut-Nya, tetapi Tuhan menginginkan adanya keintiman antara kita dengan Dia.
Pendalaman
Allah ingin agar manusia menyadari bahwa keintiman hubungan itu merupakan insiatif Allah dan Allah menghendaki agar hubungan yang kita bangun bukan sekedar keintiman yang agamawi atau sebagai rutinitas. Sebab jika demikian, maka pada akhirnya hubungan kita sebagai murid hanya sekedar “status” tetapi tidak memiliki kedekatan. Kita dapat melihat contoh tersebut dari sikap Marta dalam Lukas 10:38-42, dimana Marta juga adalah murid yang mengasihi dan melayani Tuhan tetapi hubungannya dengan Tuhan hanya sebatas status saja; sebaliknya Maria memandang keintiman hubungan dengan Tuhan sebagai suatu anugerah yang tidak ingin dia sia-siakan. Maria mengerti bahwa seorang murid harus berada di dekat Gurunya dimana dia dapat memahami sepenuhnya Sang Guru dan pada akhirnya dia menjadi semakin serupa dengan Gurunya.
Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam proses untuk menjadi semakin serupa dengan Tuhan adalah:
-
Berdoa. Doa bukan sekedar meminta dan menerima jawaban, tetapi justru membangun hubungan dengan Tuhan. Oleh karena itu, masa-masa sulit seringkali Tuhan ijinkan agar kita semakin intens untuk berdoa.
-
Bertekun dalam firman-Nya. Firman Tuhan akan membawa kita dapat bertumbuh dewasa dalam iman.
-
Menyembah Tuhan. Penyembahan adalah menjadikan Tuhan sebagai pribadi yang berharga dalam hidup kita, sehingga kita akan sangat berduka ketika kita tidak menemukan Tuhan.
-
Bertumbuh dalam komunitas yang benar. Dalam komunitas yang benar, kita akan mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tentang bagaimana kita dapat menjalin hubungan yg lebih intim lagi dengan Tuhan, dan itu merupakan suatu keuntungan untuk kita.
Bahan Diskusi:
-
Sharingkan apa akibatnya jika hubungan kita dengan Tuhan hanya sebatas “status”, tetapi tidak memiliki kedekatan? Bandingkan dengan contoh relasi sesama manusia: dalam pernikahan atau persahabatan.
-
Dalam Yohanes 15:14-15, Tuhan Yesus memberi sebuah contoh relasi tentang hubunganNya dengan murid-muridNya – yaitu sebagai seorang sahabat. Apa ciri-ciri seorang sahabat dan apa keuntungannya ketika kita memiliki relasi sebagai sahabatnya Tuhan?
-
Untuk menjadi seorang murid, kita perlu menjalani keempat proses menjadi semakin serupa Kristus diatas. Sharingkan pengalaman anda bahwa melalui hal-hal tersebut, anda semakin mengalami keintiman dengan Tuhan.