TAK PERNAH MUDAH

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
(Kolose 3:13)

Konsep tentang mengampuni memang sejatinya tidak pernah mudah. Timothy Keller berkata bahwa mengampuni berarti menanggung kesalahan dan dosa orang lain pada diri kita sendiri. C.S. Lewis dalam bukunya yang berjudul Mere Christianity berkata juga bahwa pengampunan itu konsep yang indah sampai kita menemukan seseorang untuk diampuni. Ketika kita mendengarkan khotbah tentang bagaimana Yesus berkorban untuk menebus dan mengampuni semua dosa kita, kita selalu menikmatinya, bukan? Tetapi mari kita coba ingat kembali ketika pengkhotbah justru sedang membahas tentang bagaimana kita seharusnya mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Bagaimana reaksi kita?

Saya jadi teringat tentang mainan / action figure yang saya taruh di jendela kamar saya. Suatu ketika saya sedang duduk di meja belajar saya. Beristirahat sejenak ketika mengerjakan sesuatu di laptop saya. Ketika saya melihat barang di sekeliling saya, saya menyadari ada yang berbeda dari mainan saya tersebut. Ternyata mainan saya rusak. Karena saya orang yang cukup apik dengan barang-barang saya, saya kaget dan menjadi kesal. Saya langsung memastikan kepada mamah saya apakah dia yang merusak mainan tersebut. Dia ternyata sempat menjatuhkan mainan saya tersebut ketika masuk ke kamar saya. Hal kecil sih.. tapi itu membuat saya sangat kesal (kalau pembaca adalah seorang yang sangat apik, mungkin anda bisa memahaminya). Bahkan ketika mamah saya berkata untuk coba memperbaikinya kembali, saya mengatakan lebih baik dibuang saja!

Namun di tengah kekesalan saya, tiba-tiba Tuhan seperti membawa saya ke dalam perenungan mendalam: “Dibandingkan dengan pengorbanan mamah kamu selama ini dalam merawat kamu, dan memaafkan segala kesalahanmu di masa lalu, sesulit itukah mengampuninya dalam hal kecil ini?”

“Beginikah rasanya Yesus ketika melihat aku melakukan dosa? Sekesal itukah Allah? Se-begitu dalamkah pengampunan Tuhan buat saya di atas kayu salib?”

Seolah Tuhan berkata: “Pengampunan memang tidak pernah mudah nak.. tetapi keteladananKu-lah yang akan memampukanmu mengampuni yang bersalah kepadamu”. Dititik itulah saya sadar bahwa mengampuni tidak mudah, kecuali kita menyadari bahwa kita telah diampuni begitu dalam.

Ketika kita sadar akan keberdosaan kita dan bagaimana Tuhan menanggung semua itu sendirian, itulah yang memampukan kita untuk mengampuni. Bahkan tidak berhenti di sana saja. Ketika kita mengampuni, kita juga semakin dalam memahami penderitaan Kristus bagi kita, karena kita belajar menanggung kesalahan atau dosa orang lain pada diri kita sendiri. Timothy Keller bahkan menambahkan bahwa hanya pengampunanlah yang mampu memulihkan luka. Balas dendam, yang kita kira akan memuaskan diri kita ketika hal itu dilampiaskan, justru akan semakin menyebarkan luka itu baik ke dalam diri kita maupun kepada orang lain.

Jadi setelah mendengar semuanya ini, masihkah kita menolak untuk mengampuni sesama kita? Percayalah bahwa mengampuni adalah Keputusan yang Terbaik bagi kita. Kiranya perenungan ini boleh menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Mengampuni tidak mudah, kecuali kamu sadar bahwa kamu telah diampuni begitu dalam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *