Suatu hari seorang bapak tua menaiki bus trans, saat kaki melangkah naik ke atas bus karena terburu-buru sepatunya terlepas satu, sementara itu pintu bus tertutup dan bus trans terus berjalan.
Dengan tenang si bapak tua melepaskan sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke jalan. Seorang anak muda yang duduk di samping bapak tua memperhatikan hal itu dan bertanya kepada si bapak tua “Mengapa bapak melempar sepatu bapak yang sebelahnya?” Dengan tenang bapak tua itu menjawab “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya”.
Anak muda itu terheran-heran atas jawaban si bapak tua, lantas dia bertanya padanya, apa alasan pak tua berkata demikian. Dengan santai si bapak tua menjelaskan, bahwa kalau sepatu kehilangan pasangannya, yang satu akan kehilangan arti, sepasang sepatu adalah pasangan terbaik!
Ternyata banyak hal yang kita bisa pelajari dari kisah sepasang sepatu: Sepatu bentuknya tidak sama persis, tapi serasi. Saat dipakai berjalan, gerakan bisa berbeda tapi tujuannya sama, kiri… kanan – kiri… kanan… Sepatu tidak menuntut untuk ganti posisi, namun saling melengkapi, selalu sederajat tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi.
Dari ilustrasi ini, kita bisa menangkap atau merenungkan betapa kita sangat berbahagia apabila kita memiliki pasangan atau rekan sepelayanan yang mempunyai karakter seperti “Sepasang Sepatu” ini. Kita bisa se-iya, sekata dan bersinergi, walaupun kita tidak sama persis, tapi dalam misi dan visi, kita setujuan.
Iman dan perbuatan harus sejalan dan harus saling melengkapi, bukankah dalam kitab Yakobus dikatakan “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” (Yakobus 2:14).
Demikian juga dengan pohon, Tuhan Yesus berkata bahwa: “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal” (Matius 12:33).
Demikian pula orang yang mengaku umat Allah, pengikut Tuhan Yesus yang beriman dan yang mengaku sudah dipenuhi/dibaptis oleh Roh Kudus. Orang akan percaya Jika mereka melihat bahwa orang tersebut hidupnya penuh dengan buah-buah Roh Kudus.
Marilah kita menjadi rekan yang dapat saling menguatkan dan saling melengkapi, sebagaimana dikatakan dalam Amsal 17:17 “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Seorang sahabat akan menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara saat kita dalam kesukaran. Jesus Bless You. Amen.
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.