Mendengar kata “penginjilan” sering membuat kita merasa bimbang, takut dan ragu. Kita merasa penginjilan itu hal yang sulit, bahkan termasuk beresiko dan berbahaya. Berbagai perasaan yang muncul seperti: rasa tidak nyaman, malu dengan teman, takut ditolak, dan banyak ketakutan lainnya.
Paulus pasti memahami pergumulan itu. Paulus sendiri mengalami kesulitan, ancaman, penderitaan, bahkan bahaya maut karena Injil. Tapi semua itu tidak menyurutkan semangat Paulus untuk memberitakan Injil.
Paulus berkata, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil..” dalam bahasa asli diartikan “aku tidak malu akan Injil”. Pada waktu itu Paulus mungkin malu, karena subjek dari berita Injil yang dia sampaikan adalah orang yang mati tergantung di atas kayu salib. Itu suatu hal yang memalukan.
Orang yang memberitakan Injil juga bisa dianiaya. Namun Paulus tidak merasa malu atau takut. Itu berarti pasti ada sesuatu yang sangat penting dan berharga sehingga Paulus tidak takut untuk menceritakannya.
Kenapa demikian? Karena Paulus tahu apa yang dia beritakan. Di dalam Injil itulah kekuatan Allah yang bekerja untuk menyelamatkan setiap orang percaya. Dalam Iniil itu terbuka jalan keselamatan yang Tuhan berikan.
Jika kita tahu ada obat yang bisa menyembuhkan orang dari sakit akibat terpapar Covid-19, bukankah kita akan segera mempromosikan dan memberikannya bagi orang yang kita kasihi tersebut? Tanpa malu atau takut, kita akan segera tawarkan, karena yang kita pikirkan adalah demi kesembuhan orang itu.
Sikap seperti itu yang harusnya kita miliki. Jika kita percaya Yesus bisa menyelamatkan manusia berdosa, mari kalahkan perasaan kita.
Diaamping itu, kita tidak sendiri. Ada kuasa dan penyertaan yang Roh Kudus berikan bagi setiap kita yang berani beritakan Injil. Mulailah dengan mendoakannya setiap hari.
Jadi.. PENGINJILAN? Siapa takut!