Yesaya 43:4
“..engkau berharga dimata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau…”
Dalam sebuah bacaan berbahasa Inggris yang memberi semangat kepada para pembacanya untuk bisa meraih kehidupan yang berbahagia, penulisnya menuliskan 7 point tips untuk menjadi pedoman peraihan kehidupan yang berbahagia tersebut. Di point ke-2 dikatakan, kalau kamu ingin meraih kebahagiaan: “Don’t compare your inside with other’s people outsides,” yang terjemahannya adalah: “Jangan membandingkan apa yang ada dalam pikiran atau hatimu tentang kehidupanmu, dengan penampilan luar orang lain.”
Ketika kita melihat dan menilai bahwa diri kita itu ‘kecil’–tidak punya kemampuan, tidak semujur orang lain, tidak diberkati dibandingkan dengan orang lain di sekitar kita, atau ketika kita melihat tokoh-tokoh yang memiliki pencapaian dan kehidupan yang ‘wah’ di media massa, sedangkan kehidupan kita ‘jauh’ dari kehidupan yang seperti itu, kita akan merasa tidak berharga dan tidak bahagia. Jika perasaan dan pikiran itu timbul hanya sesekali, itu bisa dianggap normal, karena kita hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan. Tetapi jika kita membiarkan pandangan terhadap diri kita terus-menerus seperti itu, maka secara ilmu psikologi kita akan mengalami kondisi yang disebut sebagai Inferiority Complex, yaitu suatu perasaan rendah diri yang berlebihan dan terus-menerus, dimana seseorang merasa tidak mampu, atau tidak berharga dibandingkan orang lain. Dan perasaan seperti itu akan membuat
seseorang menjadi orang yang tidak bisa berkembang dan akan terus hidup dalam perasaan yang ‘nyesek’–istilah masa kininya, dan akan berimbas pada kualitas kehidupannya ke depan. Amsal 24:10, mengatakan bahwa saat kita ada dalam kondisi tawar hati, maka akan kecillah kekuatan kita. Pada hal seharusnya, saat kita memiliki pemikiran negatif tentang diri kita, itu haruslah jadi pemicu semangat untuk kita bisa memperbaiki kekurangan kita.
Dalam Yesaya 43:4 di atas dikatakan, bahwa engkau dan saya berharga dan mulia di mata Tuhan dan Ia mengasihi kita, bukan ketika kita hidup sempurna dalam segala hal, karena Tuhan tahu kalau kita hanyalah manusia biasa yang tidak akan mungkin sempurna dalam segala hal. Dia melihat hati kita. Jika kita selalu mencondongkan pikiran dan hati kita hanya percaya pada apa kata Tuhan tentang kita, itulah yang menjadi kehendak-Nya dan kita akan selalu kuat dan berbahagia. Jangan membandingkan kondisi kehidupan kita dengan penampilan luar seseorang, karena penampilan luar bisa menipu ataupun hanya merupakan sebuah ‘topeng’, yang bisa dipakai untuk menutupi kenyataan hidup orang itu yang sebenarnya.
Tetapi apapun kondisi kita, entah itu saat kita berbuat kesalahan yang mempermalukan diri kita sendiri, ataupun kita tidak sesempurna dalam melakukan suatu hal maupun kondisi kehidupan kita tidak sehebat orang lain, itu tidak akan mengurangi nilai keberhargaan dan kemuliaan serta kasih Tuhan bagi kita. Jadi, apa kata kita tentang diri kita sendiri, jangan jadikan kita hidup dalam jerat Inferiority Complex, tapi bangunlah kekuatan baru bersama dengan Tuhan Yesus dan Roh Kudus–Allah yang hidup, maka kita akan tetap menjadi orang yang bisa terus maju dan berbahagia. Amin
Ketidak-sempurnaan Kita Tidak Pernah Mengurangi
Nilai Berharga dan Mulia Serta Kasih-Nya Bagi Kita.