MUJIZAT OH MUJIZAT

Hari-hari ini hampir setiap orang yang saya temui, ketika saya bertanya tentang bagaimana keadaannya – baik mengenai kondisi  ekonomi, kesehatan,  maupun kondisi hubungan antar anggota keluarga yang sedang mengalami konflik – umumnya mereka menjawab: “Saya sih cuma berharap atau menunggu mujizat Tuhan aja”.

Mengharapkan dan menanti mujizat Tuhan sambil terus berusaha, di dalam situasi dan kondisi yang serba tidak menentu seperti ini, mungkin merupakan sesuatu yang wajar, mengingat semua orang bingung, tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana dalam menyikapi perubahan drastis yang terjadi akibat dampak dari pandemi ini. Banyak orang mulai putus asa dan  kehilangan pengharapannya (hopeless) setelah mencoba berjuang sedemikian rupa untuk mengatasi permasalahan hidupnya, namun tidak dijumpainya jalan yang terbuka.

Memang suatu hal yang wajar kalau pada saat ini kita semua mengharapkan mujizat: adanya pemulihan kondisi dunia dari Covid-19, pemulihan ekonomi, pemulihan kesehatan, pemulihan keluarga dan sebagainya. Dan mujizat bisa kita alami, jika kita memenuhi dua persyaratan. Yang pertama: kita sedang dalam kondisi Tetap Percaya pada Tuhan dan yang kedua Tetap Beriman kepada-Nya dan tidak pernah memiliki niatan untuk meninggalkan Dia.

Sepanjang sejarah manusia, tidak ada seorangpun tokoh agama, cerdik cendekia maupun dokter yang sanggup membuat mujizat, selain dari Yesus Kristus, karena Dia adalah Allah sendiri. Di dalam Dia tidak ada yang mustahil (Dia mengubah lima roti dan dua ikan sehingga mampu memberi makan 5.000 orang lebih, dan masih bersisa 12 bakul). Hanya Dia yang sanggup membuka jalan dengan memakai berbagai cara yang sering kali tidak ada dalam pikiran akal kita (Tuhan mampu memakai 4 orang kusta yang biasa dinajiskan, dihina, dijauhi dan dianggap sudah invalid/dibuang dari keluarga dan masyarakat; untuk membuka jalan bagi pemulihan kelaparan hebat yang terjadi di Samaria (2 Raja-Raja 7:3-16)). Bahkan bumi beserta isinya pun tercipta hanya dalam 6 hari, hanya melalui firman yang diucapkan melalui mulut-Nya. Dia menjadikan ada dari ketiadaan (creatio ex nihilo), betapa dahsyatnya Dia. Tuhan kita adalah Tuhan yang memberkati orang-orang yang mengandalkan Dia (Yeremia 17:7). Di luar Dia, tidak ada mujizat yang sebenarnya.

Jika saat ini kita mengharapkan mujizat Tuhan terjadi, pastikan bahwa kondisi kita saat ini ada di dalam iman percaya hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, karena di kolong langit ini tidak ada nama yang ditetapkan Bapa sebagai nama di atas segala nama, selain Nama Yesus Kristus (Filipi 2:9-10). Dia selalu menawarkan kelegaan kepada kita yang letih lesu dan berbeban berat (Matius 11:28) yang mau datang kepada-Nya. Oleh sebab itu, tetaplah beriman hanya kepada-Nya, jangan menyimpangkan sedikitpun hati kita kepada kekuatan lain, karena bila Bapa melihat timbul niat jahat dalam hati kita, maka Ia tentu tidak akan mendengar doa kita (Mazmur 66:18).

Syarat kedua dalam kita mengharapkan mujizat selain tetap beriman kepada Tuhan Yesus yaitu: Adanya tindakan dari Iman kita (ingat ayat dalam Yakobus 2:26: “..iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”).

Di dalam Alkitab, setiap mujizat yang terjadi, semuanya didasarkan pada tindakan Iman kepada Tuhan. Baik melalui tindakan maupun sikap hati kita yang mau selalu mentaati firman-Nya, juga pengakuan melalui mulut yang timbul dari hati yang percaya, seperti yang terjadi pada orang-orang yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus karena perkataan mereka. “Jadilah padamu menurut imanmu.”

Jika kedua hal di atas yaitu: Tetap beriman hanya kepada Tuhan dan melakukan tindakan iman dengan hati yang percaya, maka kita boleh memiliki pengharapan bahwa mujizat akan terjadi dalam kehidupan kita.
Meskipun demikian, kita jangan melupakan adanya kedaulatan Tuhan, sehingga fokus kita dalam pengiringan kita kepada-Nya bukan hanya sekedar mengharapkan mujizat, tetapi kita bisa mengasihi Dia dengan sepenuh hati kita dan menyerahkan seluruh kehidupan kita pada rancangan dan kehendak-Nya. Tetaplah bersemangat untuk berharap pada-Nya, karena kita memiliki Tuhan yang hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *