Seringkali dalam hidup ini, kita sebagai anak-anak Tuhan lebih suka memilih jalan kita sendiri ketimbang taat kepada kehendak-Nya. Seperti anak yang bandel kepada orang tuanya, kita pun bisa bersikap keras kepala terhadap Tuhan, menolak nasihat firman, menunda pertobatan, dan mengabaikan suara Roh Kudus. Padahal, segala yang Tuhan perintahkan bukan untuk mengekang kita, melainkan untuk kebaikan dan masa depan kita. Firman-Nya berkata, “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya” (Amsal 3:11).
Tuhan mengasihi kita seperti seorang Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Itu sebabnya Dia tidak membiarkan kita terus hidup dalam pemberontakan. Ketika kita “bandel,” Tuhan akan menegur dan mendidik kita melalui berbagai cara baik lewat firman, teguran sesama, bahkan situasi hidup yang sulit. Tujuannya bukan untuk menghukum, tetapi untuk membawa kita kembali ke jalur yang benar. Seperti tertulis, “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibrani 12:6).
Menjadi anak Tuhan berarti bersedia dibentuk, dikoreksi, dan dipimpin oleh-Nya setiap hari. Anak yang taat akan bertumbuh dalam kedewasaan rohani dan mengalami damai sejahtera yang sejati. Sebaliknya, anak yang terus-menerus membangkang akan kehilangan arah dan sering jatuh dalam kehancuran rohani. Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk hidup dalam ketaatan kepada firman-Nya. “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).
Mari kita evaluasi hati dan sikap kita hari ini. Adakah bagian hidup kita yang masih keras dan belum tunduk kepada Tuhan? Apakah kita masih menyimpan pemberontakan dalam bentuk apapun kebiasaan dosa, kemarahan, atau penolakan terhadap panggilan-Nya? Tuhan rindu kita menjadi anak-anak yang lembut hati, mudah diajar, dan hidup dalam kasih-Nya. Jangan tunggu sampai Tuhan harus “menghajar” kita dengan cara yang menyakitkan. Lebih baik kita segera merendahkan hati dan berkata, “Ya Tuhan, ajar aku untuk taat kepada-Mu hari ini.”
Anak Tuhan yang sejati bukan yang paling banyak tahu firman,
tapi yang paling cepat taat saat Tuhan berbicara. Amin.