NATAL YANG KELABU

“Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”
(Matius 2:18)

Bagi sebagian besar orang Kristen momen natal merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu, karena di momen ini umat Kristen akan memperingati kelahiran sang Juruselamat dengan penuh sukacita. Dimana akan ada perayaan-perayaan dalam menyambut natal, karena natal biasanya dirayakan dengan suasana sukacita dan memiliki kesan yang indah. Harapannya semua anak Tuhan dapat bersukacita dalam menyambut natal.

Tetapi pada kenyataannya tidak demikian, ada juga anak-anak Tuhan yang mengalami kesedihan, salah satu contohnya, musibah banjir & longsor di beberapa daerah, terjadinya pelarangan untuk mengadakan ibadah natal dan sebagainya. Ada juga negara-negara yang sedang berperang seperti di Timur Tengah, juga di Ukraina dan Rusia, yang menyebabkan rakyatnya tidak bisa merayakan natal dengan tenang. Bahkan di momen natal ini mungkin ada juga di antara kita yang anggota keluarganya sakit atau meninggal dunia. 

Frasa “Rahel menangis” dari ayat diatas bukan karena ia kesakitan melahirkan tetapi karena warga di Betlehem melihat anak-anaknya dibunuh oleh prajurit Herodes di depan matanya. Apakah ini menandakan bahwa Allah tidak sanggup menolong atau tidak peduli dengan mereka?

Kita akan mencoba melihat keadaan ini dari sudut pandang Alllah: Pertama, Tuhan berdaulat atas kehidupan umat manusia. Kita diingatkan bahwa tidak ada satupun kejadian dalam hidup kita diluar pengetahuan Tuhan. Jerry Bridges dalam bukunya yang berjudul “Trusting God” mengatakan bahwa Allah punya tujuan dan rencana bagi setiap kita, dan dia punya kuasa untuk mewujudkan rencana tersebut. Memang baik untuk tahu bahwa tidak ada orang atau keadaan yang bisa menjamah kita diluar kendali Allah yang berdaulat; namun lebih penting lagi untuk menyadari bahwa tidak ada orang atau keadaan yang bisa menggagalkan tujuan Allah bagi hidup kita. Allah berdaulat di saat baik dan di saat buruk kita, Dia tidak pernah memalingkan wajahNya. Dia mengendalikan semuanya, mengarahkan hal-hal buruk itu pada kemuliaanNya dan untuk kebaikan kita. Seburuk apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, percayalah ada rencana Tuhan untuk kebaikan kita anak-anakNya.

Yang kedua, kita diingatkan bahwa di dalam Tuhan selalu ada harapan. Ayat diatas merupakan kutipan dari Yeremia 31:15 dimana Tuhan mau mengingatkan orang Israel agar jangan bersedih terus, karena masih ada harapan yang diberikan Tuhan bagi mereka. Tuhan akan memulihkan keadaan mereka. Yaitu membebaskan mereka dari perbudakan di Babel. Yeremia meyakinkan kepada orang-orang buangan Yahudi bahwa mereka tidak akan musnah. 

Tuhan ingin mengingatkan kita sebagai anak-anakNya, dalam keadaan apapun selalu ada harapan di dalam Tuhan. Didalam pengharapan ada semangat untuk kita bisa melewatinya. Seberat apapun cobaan kalau kita semangat untuk menghadapinya, tentu kita – dengan pertolongan dari Roh Kudus – akan dimampukanNya. 

Mungkin momen natal kali ini diwarnai dengan kesedihan & keprihatinan, namun kita mau tetap mensyukuri bahwa Allah yang berdaulat atas hidup kita memiliki rencana yang indah untuk kita. Karena itu kita jangan berlarut-larut dalam kesedihan, tetapi kita harus memiliki pengharapan yang membangkitkan penghiburan dan kekuatan. Amin.

Natal mungkin tidak selalu dirayakan dengan suasana sukacita,
tetapi yang pasti natal membawa kabar sukacita sebab memberikan kita pengharapan.

One thought on “NATAL YANG KELABU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *