Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
(Yohanes 6:35)

Momen terbaik bagi seseorang untuk menikmati minuman atau makanan adalah ketika mereka sedang haus-hausnya atau lapar-laparnya. Nikmat banget rasanya dan setelahnya ya akan terasa enak tapi tidak senikmat suapan atau tegukan pertama. 

Sadarkah kita bahwa rasa haus dan lapar itu merupakan sesuatu yang natural, dan respon alami kita adalah mencari sesuatu yang memenuhi rasa haus dan lapar tersebut. Bayangkan ketika kita tidak dapat memenuhi kehausan atau kelaparan tersebut apa yang akan terjadi? Kehilangan tenaga, sakit, tidak ada semangat hidup rasanya. 

Demikian juga rasa haus dan lapar akan kasih serta pengharapan dalam Kristus sangat natural terjadi, bahkan digambarkan “Seperti rusa yang haus rindu aliran sungaiMu….” Pertanyaannya adalah kemana kita menghadap dan berharap ketika rasa haus atau lapar itu muncul? Pernahkah kita terlalu sibuk berkegiatan dan baru sadar ternyata belum makan seharian? Tiba-tiba jatuh sakit dan baru sadar bahkan makan tepat waktu itu penting sekali.

Terjemahan “Tidak akan haus dan lapar lagi” versi Bahasa Inggris Amplified Bible dari Yohanes 6:35 diatas dapat diartikan sebagai “sustained spiritually”. Caramu menghadapi masalah dan pergumulan akan jauh berbeda dan penuh pengharapan karena kita tidak menghadapi semua sendiri lagi, ada Yesus yang menopang. Menjadi lebih stabil dalam emosi dan berhikmat dalam Roh Kudus untuk mengambil keputusan penting dalam hidup yang selaras dengan rencanaNya di hidupmu, yang percayalah – sekali lagi percayalah, itu pasti mendatangkan kebaikan yang terindah melebihi apa yang kita prediksi dan pikiran. Itulah keyakinan kita bahwa Allah kita Above and Beyond segala pergumulan yang kita hadapi, bagian kita hanyalah percaya padaNya dan tahu ketika “kehausan dan kelaparan” itu hadir lagi, we know what to do and where to go because Jesus always be the answer. God bless you all.

Ketika kita meyakini bahwa Allah mengatasi dan melampaui segala tantangan hidup ini,
kita akan tenang menghadapinya.