“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: Bahwa kamu telah mati terhadap dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”
(Roma 6:11)
Pada umumnya manusia baru merasa hidupnya memiliki arti bila ada orang lain menghargainya dari jabatan atau status sosial yang melekat pada dirinya, pekerjaan yang ditekuni, harta benda yang dimiliki dan prestasi atau pencapaian yang diraihnya. Sebaliknya, seseorang akan merasa hidupnya kosong dan tanpa makna bila ia tidak memiliki semua itu dan tidak adanya pengakuan dari orang lain.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap orang percaya telah ditebus oleh Kristus Yesus. Oleh karena itu, dosa tidak boleh lagi berkuasa atas dirinya sebab ia sudah mati bagi dosa dan sekarang hidup dalam kasih karunia Allah.
Orang percaya tidak boleh lagi menyerahkan diri untuk menjadi hamba dosa dan menyerahkan tubugnya untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Ia harus terus berusaha hidup didalam kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah itulah yang membuatnya tidak lagi berada dalam kondisi mati rohani karena dosa, tetapi sekarang ia hidup dalam sebuah kehidupan yang baru.
Hal inilah yang sesungguhnya memberi arti dan makna pada diri manusia. Hidup orang percaya menjadi bermakna karena ia telah memperoleh penebusan dari Allah dalam Kristus Yesus. Hidup ini jadi punya arti, justru karena diserahkan sepenuhnya kepada Allah dan hidup hanya untuk Allah saja. Hidup ini jadi mempunyai arti karena menjadi alat ditangan Allah untuk menyatakan kasih, keadilan, kebenaran, dan damai sejahtera. Inilah bentuk pengabdian kita kepada Allah.
Arti hidup kita adalah tidak lain berbakti kepada Allah dalam Kristus Yesus Sang Penebus, dan mewujudkan bakti itu dalam tindakan kasih kepada sesama. Tanpa semuanya ini maka sesungguhnya hidup kita tidak punya arti apa-apa. Tuhan memberkati.
Hidup kita menjadi berarti bila kita telah menerima penebusan dosa dalam Kristus,
Dan mempergunakan hidup kita untuk menjadi berkat bagi sesama.