“[4] Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, [5] mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, [6] mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, [7] mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. [8] Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.”
(Mazmur 115:4-8)
Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat sebuah artikel renungan yang berjudul “Ketika Anda Membuat Berhala, Anda akan Menjadi Seperti Mereka,” yang disadur dari Daily Devotional karya Pdt. Rick Warren. Renungan yang diambil dari ayat-ayat diatas, khususnya ayat ke-8 itu menarik, karena umumnya ketika kita membaca ayat tersebut, kita berpikir bahwa ayat tersebut hanya ditujukan untuk bangsa Israel saja, yang pada waktu itu sedang terjatuh dalam pembuatan dan penyembahan berhala, padahal mereka sudah mengenal Yahweh, Allah yang hidup.
Tetapi sebenarnya ayat tersebut juga ditujukan untuk kita yang sudah mengenal Tuhan Yesus di masa kini, untuk menjadi pengingat agar selalu waspada terhadap apa yang mungkin kita muliakan atau utamakan melebihi Tuhan dalam kehidupan kita, karena itulah kemudian dapat mengendalikan hidup kita. Pdt. Rick Warren juga menulis quotes yang berbunyi “Jika Anda memuliakan uang, maka Anda akan menjadi seorang Materialistis. Jika Anda memuliakan kesenangan, maka Anda akan menjadi seorang Hedonis. Jika Anda memuliakan pekerjaan, maka Anda akan menjadi seorang Pragmatis. Tetapi jika Anda memuliakan Yesus Kristus, maka anda akan menjadi seorang Kristen”.
Tidak dipungkiri bahwa saat ini kita berada di suatu zaman yang sangat memungkinkan kita untuk menjadi seorang Materialistis, Hedonis maupun Pragmatis; karena situasi dan kondisi dunia di zaman akhir ini semakin berat menekan kita dalam hampir semua segi kehidupan. Orang-orang harus berjuang sangat keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, dan menganggap semakin memerlukan banyak healing untuk mengimbanginya. Masalahnya adalah, jika saat ini kita sebagai orang yang rajin beribadah di hari Minggu; rajin mengikuti persekutuan ini dan itu; rajin untuk menunjukkan identitas Kekristenan kita kepada dunia, apa yang saat ini sedang kita muliakan? Maka itulah yang akan mencerminkan kualitas Kekristenan kita, baik dalam cara berpikir dan bertingkah laku.
Bagi dunia, menjadi seorang Materialistis, Hedonis maupun Pragmatis di zaman ini, mulai dianggap perlu dan dianggap biasa. Tetapi bagi kita anak-anak Tuhan, anak Tuhan tetaplah anak Tuhan, yang harus mengingat bahwa ketika kita mengutamakan hal lain selain Tuhan, sebenarnya pikiran kita menjadi sia-sia dan hati kita yang bodoh menjadi gelap (Roma 1:21). Padahal cara hidup kita yang lama yang sia-sia sudah ditebus oleh darah Tuhan yang mahal (1 Petrus 1:18-21). Jika kita mempunyai Tuhan yang hidup – yang sudah memerdekakan kita dari kegelapan – janganlah kita bertuhankan pada sesuatu yang tidak hidup, karena itu akan membinasakan kita dan kita tidak akan pernah menjadi berkat seperti tujuan Tuhan menebus dan menyelamatkan kita. Tentunya tidak salah – bahkan perlu – bagi kita untuk berjuang untuk tetap hidup. Tetapi tanpa Tuhan yang terutama dalam kehidupan kita, semuanya itu akan sia-sia saja, karena segala sesuatu dan kendali dunia ada di dalam tangan-Nya. Kiranya renungan di atas dapat menjadi berkat, selamat membaca dan merenungkannya. Tuhan Yesus memberkati.
Seorang Kristen yang sejati, pastilah hidupnya akan senantiasa memuliakan Tuhan.