“Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.“
(Matius 22:14)
Untuk menjadi seorang Kristen itu mudah dan banyak orang di sekitar kita memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus. Mereka melangkah dengan masuk ke komunitas gereja, aktif melayani dengan berbagai talenta yang mereka miliki. Mereka bahkan mau berkorban waktu, tenaga, pikiran dan berkorban harta demi untuk terlibat disebuah komunitas gereja. Mereka juga dapat memiliki jabatan-jabatan dalam komunitas gereja, mulai dari jabatan rendah sampai tertinggi. Dalam proses pemurnian iman sepanjang pelayanan yang dilakukan tersebut akan tersaringlah karakter yang benar-benar menunjukkan mentalitas seorang hamba.
Ketika dalam pelayanan mereka berselisih paham, muncul keretakan hubungan karena perbedaan pola pikir dan tujuan; akhirnya bisa muncul kekecewaan yang berujung pada meninggalkan gereja. Mereka yang lari ke gereja lain akan terus menerus mengalami proses tersebut dan masuk dalam lobang yang sama.
Hal yang sama terjadi pada jemaat, mereka masuk ke gereja karena ingin dilayani, dimengerti, disuapi dengan firman yang mereka harapkan. Tetapi mereka masih menjadi kanak-kanak rohani, sehingga terjadilah ketidak-puasan dan kekecewaan. Sebagai contoh ada seseorang yang menjadi anggota jemaat gereja “X”. Awalnya jemaat ini sangat diperhatikan oleh pelayan Tuhan di gereja bersangkutan, tetapi karena karakter yang buruk – atau dapat di bilang “Toxic” – akhirnya dia mulai ditinggalkan. Dan jemaat yang kecewa dengan perlakuan pelayan Tuhan di gereja itu, membuat hujatan dan fitnahan dan ia meninggalkan gereja tersebut dengan luka hati yang cukup dalam.
Dari kisah-kisah di atas, seperti yang Firman Tuhan katakan di Matius 22:14 diatas, banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih. Dari ayat ini kita perlu terus mengoreksi keberadaan hidup kita. Kita harus semakin cermat menilai diri apakah kita termasuk dalam kategori yang terpanggil namun tidak terpilih atau kita adalah orang yang terpanggil dan juga terpilih?
Untuk menjadi terpanggil dan terpilih, ada banyak hal yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu membangun manusia rohani kita yang semakin dewasa didalam Tuhan. Penulis berpendapat, untuk kita dapat menjadi yang terpilih, kita harus melewati pembentukan karakter dalam Tuhan. Lewat pergumulan dan pembentukan karakter hati seorang hamba, kita diproses menjadi seorang yang terpilih dalam ladang Tuhan. “Mental seorang hamba” seperti inilah yang harus kita miliki.
Kedua, kita harus memiliki hubungan pribadi yang sangat melekat dengan Tuhan dengan kesadaran dan kedisiplinan mencari wajah Tuhan setiap hari. Komunikasi pribadi yang intim dengan Tuhan, sampai kita tiba pada titik dimana seperti difirmankan: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2: 20).
Jadi, marilah kita mulai mempraktekkan hidup sesuai Galatia 2:20 ini, kita terus mencoba untuk hidup dalam perkenanan Tuhan. Dan kita punya satu tujuan untuk memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita di rumah tangga, di market place yang Tuhan tempatkan dan di gereja dimana kita melayani. Maka akhirnya kita boleh menerima ucapan Tuhan Yesus sendiri “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu” (Matius 25:23), Melangkahlah mulai sekarang dan jangan menunda-nunda tekad kita karena iblis akan terus berusaha menghambatmu.
Tuhan Yesus memberkati.