GANTI KAROSERI (MENGUBAH TAMPILAN LUAR)

“…Hai kamu orang-orang munafik, kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
(Matius 23:27-28)

Pada tanggal 11 Mei 2024 lalu, terjadi kecelakaan maut di wilayah Subang. Dimana sebuah bus yang membawa siswa-siswi sebuah SMK di kota Depok mengalami kerusakan pada fungsi rem sehingga menabrak beberapa kendaraan lain dan akhirnya terguling. Menariknya setelah dilakukan investigasi, ditemukan bahwa – selain bus tersebut tidak memiliki ijin angkut sejak 6 bulan lalu – bus tersebut juga mengalami modifikasi body atau tampilan yang tidak sesuai dengan chasis atau rangka dasar kendaraan. Hal ini mengakibatkan rangka kendaraan tersebut tidak mampu menahan benturan yang keras, sehingga banyak penumpang yang terlempar keluar dan meninggal dunia. Jadi betapa berbahayanya jika seseorang hanya mengubah tampilan luar bus menjadi bagus dan modern tetapi tidak dibarengi dengan memperkokoh bagian dalamnya.

Hal yang sama berlaku dalam hal rohani, banyak orang yang sehari-hari memakai aksesoris atau berpenampilan ala orang-orang saleh atau bersifat rohani, tetapi sebenarnya hati mereka tidak sesuai dengan penampilan luar atau lahiriahnya. Dari ayat diatas, Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang berperilaku seperti itu. Tuhan Yesus mengibaratkan mereka seperti kuburan, yang luarnya dilabur putih bersih, tetapi di dalamnya berisi tulang belulang dan berbagai kotoran. Apa yang tampak diluar sangat bertolak belakang dengan apa yang di dalam.

Apa yang dihasilkan dari sikap hidup yang demikian? Kemunafikan tentunya membuat orang yang melihatnya menjadi antipati bahkan muak terhadap kehidupan keagamaan yang ditampilkan. Terlebih lagi kadang-kadang, kejahatan dan kebejatan moral yang terjadi di bidang rohani atau keagamaan lebih mengerikan dan lebih kotor daripada yang terjadi di bidang-bidang lain – seperti bidang politik, bisnis, pendidikan dan sebagainya. Akibatnya orang-orang menjadi enggan untuk berurusan dengan hal-hal rohani, dan hal ini berarti menutup pintu bagi orang-orang tersebut untuk mengenal Tuhan dengan benar.

Biarlah hal ini mengingatkan kepada diri kita sendiri. Mari kita terus membangun kehidupan rohani kita dari dalam dan kemudian hal-hal yang baik terpancar keluar dari hidup kita. Mintalah kepada Tuhan untuk Dia selalu menguji hati kita agar kita tetap menjaga hati yang tetap bersih, tulus dan hidup dalam kebenaran. Biarlah tampilan luar (lahiriah) kita sesuai dan selaras dengan apa yang ada di dalam (hati) kita. Amin.

Tampilan lahiriah yang baik, jika tidak disertai dengan sikap hati yang benar akan mendatangkan celaan – baik dari manusia, maupun dari Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *