NOMOPHOBIA

Ponsel adalah sebuah terobosan teknologi bagi dunia, yang bisa sangat membantu kita untuk ‘menjangkau dunia’ istilahnya. Berbagai hubungan, informasi, bisnis, penyediaan kebutuhan hidup, entertainment dan segala hal lainnya dari dalam negeri sampai ke mancanegara sekalipun, bisa terbantu dan terpenuhi melalui ponsel.

Namun, di balik banyaknya manfaat positif yang bisa kita nikmati, resiko negatif dan merugikan dari penggunaan ponsel di berbagai area kehidupan pun sangat banyak dan hampir semua orang sedikit banyaknya mengetahuinya, termasuk kerugian secara psikologisnya.Salah satunya adalah dapat menimbulkan sindrom No mobile phobia yang disingkat menjadi Nomophobia, yang merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan ketergantungan seseorang terhadap ponsel, sehingga memunculkan perasaan takut tanpa ponsel, karena ponsel telah mencandu dalam kehidupannya.

Menurut Wikipedia yang mengutip tulisan dari Shambare, Rugimbana dan Zhowa (2012) mengatakan bahwa kecanduan terhadap ponsel mungkin merupakan kecanduan non-narkoba terbesar di abad ke-21, yang bisa menimbulkan gangguan mental berupa keinginan menggunakan ponsel secara berlebihan, yang tentu saja akan menjadi gangguan bagi kehidupan seseorang. Namun anehnya, tidak sedikit orang yang mau  mengikatkan diri dan membiarkan dirinya dikuasai oleh sindrom Nomophobia ini, sebab mereka menjadikan ponsel sebagai suatu kebutuhan yang betul-betul lebih penting dari semua hal lainnya.

Survei membuktikan, bahwa kerugian yang bisa ditimbulkan oleh sindrom Nomophobia ini bukan hanya bisa mempengaruhi kehidupan secara lahiriah saja, sebagai contoh:

  1. Banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak peduli jika prestasi belajarnya merosot akibat terlalu berlebihan menggunakan ponsel atau komputernya, yang menyita banyak waktu dan tidak lagi fokus dengan waktu belajarnya.- Banyak pasangan berpisah akibat yang seorang lebih fokus ‘hidup’ dengan ponselnya dari pada pasangannya.
  2. Banyak pasangan muda membiasakan anak-anaknya yang masih kecil melihat ponsel saat anak tersebut susah makan, rewel karena sakit atau karena penyebab lainnya, sehingga membuat anak-anak tersebut  kecanduan ponsel dan penglihatannya terganggu.
  3. Banyak orang, bahkan pada waktu tidur juga ponselnya harus ikut naik ke tempat tidurnya, dan berbagai contoh kasus lainnya.
  4. Nomophobia juga bisa  mempengaruhi kehidupan secara rohani, contohnya seperti: Para pelayan Tuhan tidak bisa hadir lebih awal sebelum pelayanannya, datang ibadah tergopoh-gopoh, karena lupa waktu akibat keasyikan berponsel ria.
  5. Ada hamba Tuhan yang tidak sempat mempersiapkan pelayanannya dengan baik, karena waktu dan fokusnya habis teralihkan pada penggunaan ponsel yang berlebihan untuk hal yang tidak berhubungan dengan pokok pelayanannya.
  6. Anak-anak Tuhan tidak sempat membaca Alkitab karena ponsel, tidak sempat bersaat teduh karena ponsel dan berbagai pengabaian pertumbuhan rohani lainnya akibat terkena sindrom Nomophobia ini. Dan tentunya ada berbagai contoh lainnya.

Tuhan tidak menghendaki hal-hal seperti itu terjadi dalam kehidupan anak-anak-Nya. Alkitab menunjukkan bahwa kecenderungan hati manusia adalah ingin terus memikirkan hal-hal yang dari daging (Roma 8:5a), ‘memberi makan’ yang banyak pada kedagingannya. Tanpa adanya kekuatan dari Roh Tuhan, manusia tidak akan mampu untuk memiliki pengendalian diri yang cukup untuk menghentikan hasrat pemuasan dagingnya itu.

Kita sangat memerlukan kuasa Roh Tuhan yang oleh buah karya-Nya (Galatia 5:23), memampukan kita memiliki pengendalian diri yang kuat dalam hasrat menggunakan ponsel. Meskipun sebagai seorang pengguna ponsel yang pasifpun, sebetulnya kita juga merupakan pengidap Nomophobia ringan, yang ditunjukkan dengan rasa cemas, bahkan rasa cemas berlebihan saat kita menghadapi kondisi ponsel rusak, ketinggalan ponsel, low batt (habis baterai) atau pulsa, tidak ada sinyal di saat yang penting dan sebagainya. Padahal dulu kita tidak pernah mengalami kekuatiran yang demikian saat kita belum memiliki ponsel.

Tetapi oleh kekuatan Roh Kudus, kita bisa memilih dan menghindar untuk menjadi pengidap Nomophobia akut. Oleh sebab itu, jangan biarkan diri dan integritas kita sebagai anak Tuhan ditaklukkan oleh ponsel, tetapi hendaklah ponsel yang harus kita taklukkan dengan cara pemakaian yang bijaksana, karena ponsel juga bisa berguna membantu membangun diri kita menjadi lebih baik dan lebih berintegritas di hadapan manusia dan Tuhan. Amin.

Kekuatan Nomophobia, bisa dikalahkan oleh kekuatan pengendalian diri yang adalah buah Roh Kudus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *