REFLEKSI : MINGGU PRA-PASKAH

Prapaskah senantiasa mengingatkan kita dimana dunia telah menolak Kristus dan jalan-jalanNya. Sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika menjalankan pelayananNya di dunia, dimana mereka menolak untuk percaya kepadaNya, sekalipun mereka telah melihat banyak sekali mukjizat dan perbuatan besar yang telah dilakukan Tuhan Yesus di hadapan mereka. Oleh sebab itu, kita semua diingatkan untuk menjaga diri terhadap segala godaan dan segala hal yang menyebabkan manusia menolak Tuhan, serta mengeraskan hati terhadap kasih dan kemurahan Tuhan. Apa saja godaan-godaan itu?

Pertama, godaan dari keserakahan. Keserakahan membuat kita mendambakan lebih banyak lagi hal-hal di dunia ini seperti kekayaan, ketenaran dan banyak hal lain yang sering kita cari sebagai manusia, demi untuk memuaskan keserakahan diri kita. Sifat keserakahan membuat kita tidak pernah terpuaskan dengan hal-hal duniawi yang kita terima, sehingga kita senantiasa menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukankah ketika kita memiliki “sesuatu” seperti kekuasaan, uang, harta dan hal-hal lain; kita berusaha mencari lebih banyak lagi hal-hal itu untuk memuaskan keinginan dan hasrat diri kita? Bahkan tidak jarang ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kita menjadi iri hati dan dipenuhi kebencian. 

Orang-orang Farisi dan ahli Taurat adalah orang-orang yang dianggap sebagai orang pertama yang akan menyambut Kristus, karena pengetahuan mereka akan Kitab Suci sehingga mereka akan mengenali Mesias, namun realitanya justru mereka menjadi pribadi yang begitu gigih dan keras kepala dalam menentang Yesus ketika Dia ada di dunia ini. Mereka begitu dibutakan oleh rasa iri, marah, serta takut, sehingga mereka menolak untuk percaya kepada Yesus. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh besar, namun mereka melihat Yesus sebagai ancaman besar terhadap kekuasaan, pengaruh dan kedudukan mereka di antara orang-orang Yahudi. Hal itu mendorong mereka untuk menentang Tuhan Yesus dan segala pekerjaan-pekerjaan baik yang dikerjakanNya.

Kedua, godaan kesombongan. Kesombongan merupakan sebuah dosa dan godaan yang paling berbahaya. Kita melihat bagaimana sebagian besar orang-orang Farisi dan para tua-tua Israel merasa bangga, bahwa mereka menolak untuk percaya kepada Yesus. Dari sini kita dapat melihat, bahwa ketika ego dan kesombongan menguasai mereka, mereka akhirnya melakukan segala yang dapat mereka lakukan untuk menggagalkan setiap pekerjaan baik yang dilakukan Yesus, meskipun beberapa di antara mereka, termasuk Nikodemus berusaha menunjukkan kepada mereka kebenaran Allah.

Masa Prapaskah ini marilah kita berefleksi diri untuk menjadi orang percaya yang dapat menahan diri dari berbagai keinginan kita, supaya kita tidak berakhir seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Janganlah kita terlalu bangga dengan kekuasaan, sehingga kita tidak dapat melihat kasih karunia Allah. Kiranya setiap kita tidak menjadi orang-orang Kristen yang bersikap dan bertindak seperti mereka, namun biarlah kita menjadi orang-orang Kristen yang senantiasa memperhatikan tindakan kita dengan lebih berhati-hati. Biarlah kita yang menyebut diri kita Kristen, mampu bertindak, bersikap, serta berkata sebagaimana seharusnya dilakukan orang Kristen. Kasih karunia Tuhan kiranya menolong kita untuk tidak melakukan hal-hal dan perbuatan yang jahat di mata Tuhan dan manusia, hanya karena kita terlalu serakah dalam menginginkan lebih banyak uang dan pengaruh. 

Dalam masa Prapaskah ini ada baiknya untuk kita mengambil langkah mundur dan merenungkan tindakan dan perbuatan kita di waktu-waktu yang lalu. Sudahkah kita setia kepada Tuhan seperti yang Dia ajarkan kepada kita? Sudahkah kita mengasihi dan menunjukkan perhatian serta kasih kepada sesama saudara kita? Marilah kita berpaling kepada Tuhan dan memohon pengampunanNya, membuang segala kesombongan, keserakahan, dan segala hal yang dapat memisahkan kita dari Tuhan dan kasihNya. Marilah kita menyambut Tuhan dan mengizinkan Dia masuk ke dalam hati kita, sehingga Dia dapat mengubah kita menjadi orang-orang yang berkenan di mataNya. Kiranya Tuhan menyertai kita dan menguatkan iman kita, sehingga kita dapat bertahan melalui godaan dan tantangan dunia ini. Kiranya setiap kita semakin mengejar pengenalan serta perkenananNya, sehingga dalam segala perkataan dan perbuatan kita, kita selalu memberitakan kemuliaan Tuhan. Amin.

Karya Kristus diatas salib seharusnya menyadarkan kita
untuk semakin merendahkan diri dan berfokus pada hal-hal yang bernilai kekal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *