“Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.”
(Lukas 15:13)
Banyak kita jumpai anak-anak yang masih kecil, tetapi sulit untuk diatur, ia hanya ingin maunya sendiri. Disuruh ini ndak mau, disuruh itu ngelawan, dikasih aturan nggak ngerti dan lain-lain; barangkali juga itu termasuk anak kita. Namun bagaimana jika mereka setelah dewasa namun tetap tidak mau diatur dan seenaknya sendiri, apakah yang terjadi dengan mereka?
Dalam kisah anak bungsu ini, kita menjumpai seorang anak yang sudah dewasa namun ia tidak mau diatur, dia ingin hidup bebas sebebas-bebasnya. Dalam keinginan dan maksud hatinya yang bebas itu, ia menjual seluruh warisan yang baru diterima dari bapanya. Ia ingin bebas dari aturan bapanya maka dia pergi ke negeri yang jauh. Ia ingin hidup bebas mempergunakan semua uang yang diperolehnya dari penjualan warisan itu dan tentunya ia juga ingin bebas mau bergaul dengan siapa saja.
Dalam kebebasannya yang tanpa batas itu, tiba-tiba ada bencana kelaparan yang membuatnya ia mengalami sengsara dan derita yang sangat dahsyat. Ditambah lagi uangnya habis sehingga akhirnya ia terpaksa merendahkan dirinya dan bekerja sebagai penjaga babi – yang mana itu adalah status yang sangat hina atau rendah saat itu.
Dalam keadaan seperti itulah akhirnya si anak bungsu ini sadar bahwa aturan yang diberikan oleh bapanya adalah aturan yang bertujuan untuk kebaikannya, aturan yang diberikan kepadanya karena bapanya mengasihinya. Dalam kesadaran itulah akhirnya si anak bungsu ini pulang kembali dan berdamai dengan bapanya.
Kita ini merupakan gambaran dari si anak bungsu yang dulunya kita tidak mau diatur, yang dulunya ingin hidup bebas tanpa batas. Namun setelah percaya Kristus, kita menjadi keluarga kerajaan Allah yang bersedia dengan sadar menundukkan diri untuk taat pada perintah dan hukum- hukumNya. Maka dari itu bersyukurlah kita memilki aturan-aturan dan hukum-hukum yang ada di dalam Firman Tuhan, taatilah dan lakukan itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.
Aturan bukan untuk mengekang kebebasan,
tetapi untuk mencegah kita dari yang jahat.