HILANGNYA FIGUR AYAH (FATHERLESS)

Seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis dikenal dengan nama fatherless. Dibanding single mother atau broken home, fatherless mungkin jarang terdengar. Padahal sebenarnya, fenomena ini cukup banyak terjadi di Indonesia. “Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang atau pengasuhan anak” kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti.

Dalam pelayanan penulis sebagai guru dan pelayan di dunia remaja/pemuda, persoalan remaja dan pemuda yang mengalami “fahterless” ternyata berdampak negatif terhadap kehidupan mental dan spiritual mereka. Sering mereka tidak memiliki tujuan hidup yang pasti bahkan mereka sendiri tidak tahu kenapa mereka harus hidup. Kesehatan mental mereka mengalami penurunan yang sangat signifikan dengan bertambahnya usia dan luka batin yang dialaminya.

Dalam kasus sehari-hari, banyak remaja/pemuda menghancurkan kehidupannya sendiri, dengan membangun relasi pergaulan yang negatif demi untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari lingkungan dimana mereka berada. Mereka menjual harga dirinya dengan sangat rendah demi untuk mendapatkan kasih sayang, terutama dengan lawan jenis. Dalam berpacaran mereka melanggar kekudusan dan tidak menjaga “Bait Allah” di dalam dirinya. Mereka terlibat dengan pornografi, obat terlarang, judi online, seks bebas dengan pacar, bahkan dengan mudahnya mereka menggugurkan kandungan atau berganti-ganti pasangan. Mereka juga cenderung menyalahkan diri sendiri dan menghancurkan masa depan mereka hanya untuk kesenangan sesaat. Dalam lingkungan pelayanan juga bisa terimbas dampak yang buruk karena mereka ikut terlibat banyak kegiatan hanya demi untuk sebuah pengakuan dan popularitas. Mereka tidak mengerti tujuan pelayanan yang benar, karena pelayanan hanyalah pelarian dari masalah yang dihadapinya.

Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong generasi muda? Kita perlu memberikan sebuah teladan hidup yang baik dalam Tuhan. Orang tua memberikan keteladan bagi mereka, dengan cara tidak menghakimi dan memojokkan mereka agar pada akhirnya mereka akan mengalami “figur Bapa yang sempurna” dalam perjumpaan pribadi dengan Bapa di Surga. Hal ini akan menyadarkan mereka bahwa hidup mereka berharga di dalam Tuhan, bahkan Dia mati untuk menebus dosa dan kesalahan mereka (Yesaya 43:4). Dari ayat ini jelas bahwa setiap orang termasuk remaja/pemuda yang fatherless adalah pribadi yang sangat berharga di mata Bapa dan Bapa di surga tidak pernah mengecewakan anak-anakNya. Bapa di dunia mungkin sering mengecewakan anak-anaknya karena mereka manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan.

Untuk ini, ada satu hal yang generasi fatherless dapat lakukan yaitu “Forgiveness” (mengampuni dengan kerelaan hati). Mazmur 147:3 “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka”. Setelah kita dapat mengampuni, Bapa akan memulihkan gambar diri kita dan mulai dapat memahami kondisi bapa jasmani yang punya banyak kekurangan dan akhirnya kita dapat mendoakan bapa kita sehingga bapa kita juga mengalami perjumpaan pribadi dengan Bapa di surga. Terjadilah pemulihan hidup. Tuhan Yesus memberkati

Hidup kita seperti berlian yang mahal,
janganlah kita menjalani hidup secara murahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *