Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
(Kejadian 39:20)
Seperti apakah iman sejati itu? Kata-kata yang tertulis pada dinding sebuah sel penjara di Eropa memuat jawabannya: “Saya percaya adanya matahari walaupun ia tidak bersinar. Saya percaya adanya cinta walaupun saya tidak merasakannya. Saya percaya kepada Allah walaupun Dia diam”. Ya, iman sejati ditunjukkan dengan kesediaan untuk tetap mempercayai Tuhan walaupun tidak menerima tanggapan. IMAN adalah percaya bahwa Tuhan memegang kendali bahkan ketika BADAI datang atau ketika TRAGEDI menghantam. IMAN itu percaya pada Tuhan Yesus, bahkan ketika sepertinya tidak ada harapan sedikitpun.
Yusuf ialah gambaran dari seorang yang memiliki iman sejati kepada Tuhan. Dalam kesesakannya, Yusuf berseru kepada Tuhan. Namun kenyataannya, Tuhan diam. Tuhan diam saat Yusuf dilemparkan dalam sumur kosong (Kejadian 37:24). Tuhan diam saat Yusuf dijual kepada orang asing seharga 20 syikal perak (Kejadian 37:28). Tuhan diam saat Yusuf bekerja sebagai budak, bahkan Tuhan diam saat Yusuf difitnah, lalu dimasukkan ke dalam penjara (Kejadian 39:13-20). Walaupun tidak menerima tanggapan atas semua seruannya, Yusuf tetap percaya kepada Allah. Hal itu tersirat dari cara hidupnya, Yusuf tidak tawar hati, ia tetap semangat bekerja dan tetap teguh memegang perintah Tuhan.
Setiap murid Tuhan yang berjalan dalam iman dengan keteguhan hati, pasti kadar imannya akan diuji. Cepat atau lambat, seorang murid akan dibawa pada batas akhir kekuatannya. Ia akan diuji apakah ia benar-benar percaya kepada Tuhan, memandang Tuhan dan berjalan menurut kehendak-Nya. Dalam dunia pendidikan, biasanya belajar terlebih dahulu dan setelah itu akan ada ujian, sementara dalam iman biasanya ujian diberikan lebih dahulu, baru setelah itu ada pelajarannya. Seorang murid yang beriman akan melangkah dalam ketaatan kepada firman Tuhan, tetap teguh di dalam segala keadaan dan percaya bahwa Tuhan akan mencukupi segala kebutuhannya.
Untuk itu seorang murid tidak boleh berjalan dengan berpatokan pada apa yang kelihatan melainkan dengan rasa percayanya kepada Tuhan. Hal ini seiring seperti apa yang diingatkan oleh Paulus dalam 2 Korintus 5:7 agar kita berjalan dengan iman bukan dengan apa yang kelihatan, sebab apa yang kelihatan sering kali mengecewakan dan membuat kita berpaling dari Tuhan. Karena itu sebagai seorang murid hendaknya kita semakin dekat dengan Tuhan, sehingga pada saat Allah membawa kita pada batas kekuatan kita, ada Dia yang akan memberikan kekuatan untuk melewati ujian iman yang datang dalam hidup kita.
Diam bukan berarti Tuhan mengabaikan atau meninggalkan kita. Tengok kembali pengalaman kehidupan Yusuf. Walaupun seolah Tuhan tidak berbuat apa-apa, tetapi penyertaanNya tidak berhenti Dia curahkan. Dimanapun Yusuf berada, ia dapat menjadi orang yang dipercaya (Kejadian 39:4,22). Sampai akhirnya Yusuf diangkat menjadi penguasa (Kejadian 41:41). Yang dimaksud dengan “Diamnya Tuhan” adalah Tuhan bekerja dengan cara-cara di luar pengetahuan kita.
Semoga kebenaran ini menolong kita untuk memiliki iman sejati khususnya dalam memasuki tahun yang baru, tahun 2024 yang pastinya tidak lebih mudah untuk dijalani. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun belum menerima tanggapan atas seruan doa. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun kita merasa seolah-olah Dia diam. Ketahuilah semakin dekat kita dengan Tuhan, maka kita akan semakin percaya bahwa Ia dapat melakukan perkara yang besar bahkan yang sebelumnya belum pernah kita alami. Amin.
IMAN SEJATI TIDAK DIGERAKKAN OLEH TANGGAPAN,
NAMUN KEYAKINAN BAHWA TUHAN SELALU TURUT BEKERJA
UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA.