“Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
(Efesus 5:16)
Ungkapan “Time is money” tentunya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Bahkan, hampir semua kalangan dari orang tua sampai anak kecil kerap mengucapkan kalimat tersebut dalam berbagai kesempatan. Artinya barang siapa yang menyia-nyiakan waktu dalam kehidupannya, berarti ia sedang menyia-nyiakan uang. Sebab, membuang waktu seperti membuang kesempatan untuk mendapatkan uang. Jika hari ini adalah waktu untuk bekerja dan dari bekerja itu biasanya Anda menghasilkan uang sebesar Rp. 2.000.000, sementara Anda justru bersantai-santai membuang waktu dengan percuma, maka sama saja Anda sedang membuang uang dua juta tersebut. Karena itulah, pola pikir seseorang dalam menghargai waktu akan berakibat pada kondisi finansialnya. Pepatah Inggris “Time is money”, memiliki makna yang luar biasa yaitu agar kita menghargai waktu yang dijalani saat ini seperti menghargai uang yang bisa diperoleh orang tersebut.
Efesus 5:1-21 yang merupakan satu perikop dengan judul “Hidup Sebagai Anak-anak Terang”. Terang itu identik dengan siang atau nyata, yang membuat siapapun – kecuali orang buta – dapat melihat semua obyek di sekelilingnya. Secara rohani “Terang” itu adalah Yesus, Terang adalah kebenaran. Dalam nasihatnya, Paulus menyebutkan agar kita mempergunakan waktu dengan baik. Ini adalah antisipasi agar kita tidak tersandung pada kejahatan. Mengisi waktu dengan tindakan positif yang berkenan bagi Tuhan. Masa-masa ini merupakan masa yang menantang, karena “Hari-hari ini adalah jahat”, karena jalan dunia ini didominasi oleh “penguasa kerajaan kejahatan” (Efesus 2:2).
Dalam pengajarannya, Paulus juga menggolongkan orang menjadi dua jenis, yaitu: Bebal dan Arif. Hal itu dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu. Orang bebal lebih senang menggunakan waktunya untuk mencari kesenangan diri. Mereka hidup dalam percabulan, kejahatan, keserakahan, kemabukan. Sementara orang arif menanggapi karya Roh Kudus dalam hatinya sehingga mereka memanfaatkan waktu semaksimal mungkin bagi kemuliaan Tuhan.
Apakah yang kita cari dalam hidup ini, dan apakah yang menjadi tujuan dalam hidup kita? Bila jawabannya adalah kepuasan dan kenikmatan, maka kita tidak akan pernah mendapatkannya. Malahan, kita justru hanya terfokus pada diri sendiri, sehingga kita akan melupakan Tuhan demi mengejar kepuasan hawa nafsu kita. Bisakah kita bahagia dengan cara hidup yang demikian? Tentu tidak.
Paulus mengingatkan agar jemaat di Efesus memanfaatkan waktu dengan baik, lagi pula waktu yang kita miliki adalah karunia Tuhan yang harus dipertanggung-jawabkan. Dengan demikian jelaslah bahwa waktu bagi kita bukan sekadar kesempatan untuk mencari kesenangan atau kekayaan – seperti ungkapan “Time is money” tadi. Atau malah menjadikannya kesempatan untuk bermalas-malasan. Bagi setiap orang Kristen, waktu adalah Kristus: tidak ada waktu yang tidak dipergunakan untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan. Ayo beritakan kasih Tuhan Yesus kepada dunia ini melalui tutur kata, sikap dan perbuatan kita.
Kita harus berhati-hati dalam menggunakan waktu yang masih ada. Menginvestasikan waktu bagi Kristus akan memberi keuntungan besar untuk pertumbuhan rohani kita, sampai waktu kekekalan. Menggunakan waktu dengan baik berarti kita hidup dengan cara yang mencerminkan kearifan dan hidup dalam keintiman doa sehingga kita mengerti kehendak Allah (Efesus 5:15-17). Amin.
We don’t say “Time is money” anymore, but “Time is Jesus”.