Ibrani 13:1
Baru-baru ini ada sebuah berita yang sangat mengejutkan. Karena merasa tidak dihargai, seorang pemuda – anak dari ketua DPRD Kota Ambon – tega menganiaya sahabatnya sampai tewas. Berita ini kemudian menjadi viral, sekaligus menjadi perhatian bagi kita semua, betapa buruknya kondisi anak-anak muda di generasi kita saat ini.
Kisah ini mungkin bukan kejadian satu-satunya, sebab masih banyak kisah lain yang akhirnya kita dapat menilai kondisi & realita zaman sekarang ini. Alkitab bahkan sudah mencatat dengan jelas bahwa hari-hari akhir orang akan semakin jahat, semakin egois, semakin tidak peduli satu dengan lainnya. Intinya tidak peduli lagi dengan sesamanya.
Kejahatan seperti inipun sudah terjadi di awal kehidupan manusia. Anak dari Adam dan Hawa yakni Kain melakukan kejahatan serupa, tega membunuh adiknya sendiri yakni Habel karena persoalan iri hati. Dengan gelap mata Kain menghabisi nyawa adiknya tersebut. Tidak bisa kita hindari, dampak dari dosa manusia membuat akal pikiran dan tindakan manusia menjadi sangat rusak. Untuk itulah kita butuh anugerah Tuhan untuk memulihkan semuanya.
Pesan Firman Tuhan diatas ingin mengingatkan agar kita kembali memiliki kasih yang tulus dan murni ditengah-tengah kondisi zaman yang sudah miskin dengan kasih. Secara khusus kasih kepada orang-orang terdekat termasuk saudara-saudara seiman. Hal apa yang bisa terus membangun kasih persaudaraan ini:
1. Tetap menyadari bahwa hidup kita adalah kasih karunia Tuhan.
Hanya kasih karunia Tuhan yang memampukan kita orang berdosa, yang kecenderungan hatinya melakukan kejahatan bisa ditebus dan dipulihkan dengan sempurna. Sehingga dahulu kita yang jahat, yang benci dengan sesama, yang hidupnya penuh dengan pikiran kotor, dapat dibersihkan dan dimurnikan dengan darah Yesus. Hal ini yang harus terus disadarkan terhadap diri kita masing-masing, sehingga tidak ada celah untuk kemudian kita membenci atau berbuat jahat terhadap orang lain.
2. Menjaga hati dan sikap kita terhadap sesama.
Tidak selamanya hubungan dengan saudara itu berjalan mulus. Ada kalanya timbul konflik, ada kalanya salah paham, ada kalanya hal sepele bisa menjadi sensitif dan menjadi masalah besar. Tapi biarlah sebagai anak Tuhan, belajar untuk menjaga hati agar tidak mudah emosi, tidak mudah marah, bahkan tidak mudah gelap mata yang berujung kepada tindakan kejahatan.
3. Mulailah memperhatikan sesama.
Mengasihi dimulai dari kita peduli dan mau merasakan kesulitan hidup orang lain. Orang yang sudah merasakan kasih Tuhan akan mudah untuk peduli dan mau menolong hidup orang di sekitarnya. Dengan berbagai hal mulai dari mendoakan, bersedia mendengarkan cerita mereka, mendampingi orang yang kesusahan, bahkan melakukan tindakan-tindakan riil lainnya.
Untuk itu marilah kita sama-sama belajar peka di dalam kehidupan sehari-hari, ketika Tuhan mengirimkan orang-orang yang di sekitar kita – khususnya mereka yang sedang mengalami pergumulan – jangan egois, jangan tidak peduli, melainkan mintalah kekuatan dan keberanian dari Tuhan agar kita dimampukan menjadi alat-Nya untuk menolong mereka. Selamat menjadi berkat.
Selagi masih ada kesempatan,
marilah kita berbuat baik kepada semua orang.