“Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.“
(Keluaran 3:10)
Dalam film Tears of The Sun dikisahkan bahwa Letnan A.K. Waters ditugaskan untuk melakukan misi penyelamatan warga asing di Nigeria yang saat itu dalam keadaan darurat. Situasinya sangat parah dan berpotensi menyebabkan terjadinya perang saudara. Waters diperintahkan khusus untuk mengevakuasi Dr. Lena Kendricks ke Kamerun yang relatif lebih aman. Sayangnya dokter tersebut tidak mau diekstradisi jika para pasien tidak ikut bersamanya.
Seperti halnya Letnan A.K. Waters ditugaskan khusus penyelamatan seorang dokter, demikian juga Musa ditugaskan khusus penyelamatan sebuah bangsa. Misi Musa ini tidak hanya berat tetapi sangat mustahil untuk dilakukan karena tidak hanya satu orang yang diselamatkannya namun jutaan orang yang akan diselamatkan.
Keragu-raguan itu nampak saat Musa berbicara dengan Tuhan, sempat beberapa kali Musa menolak karena tidak percaya diri. Sebab hal ini bukan hanya tentang dirinya yang tidak pandai bicara namun juga oleh karena orang-orang yang akan dibebaskan belum tentu menerimanya sebagai utusan Allah untuk membebaskan mereka.
Dengan kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan itu, Musa bertekad untuk percaya dengan sungguh-sungguh kepada Allah yang menugaskan hal tersebut. Sebab tanpa kepercayaan yang sungguh, Musa akan tetap menjadi penggembala kambing domba, tanpa percaya sungguh-sungguh Musa sampai matinya akan tetap di Midian, tidak ada pengalaman rohani dalam menghadapi tugas pembebasan itu; karena misi pembebasan itu menguji nyali, menguras emosi bahkan nyawanya pun dipertaruhkan. Namun pada akhirnya kita tahu bahwa misi ini berhasil karena Allah yang menugaskannya adalah Allah yang turut campur dalam segala cara untuk menyertai dan mewujudnyatakan misi penyelamatan itu.
Demikian juga kita sebagai orang percaya, kita memiliki misi khusus yang ditugaskan oleh Allah pribadi lepas pribadi. Misi itu mungkin tampak mustahil bagi kita, namun percayalah dengan sungguh-sungguh, jika Allah yang menugaskannya maka Allah-lah yang memampukan kita menyelesaikan misi itu, jangan takut dengan kekurangan yang ada dalam diri kita dan jangan takut pada situasi dan kondisi diluar kita. Percayalah dengan sungguh-sungguh bahwa misi itu akan terjadi dan tergenapi, karena misi itu bukan berbicara tentang diri kita, tetapi tentang Allah yang mengutus kita, sehingga keberhasilan misi itu akan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Amin.
Misi Allah bukan soal mustahil atau tidak,
tetapi tentang keyakinan kita dalam menjalankan misi itu.