JANGAN EMOSI, DONG!!!

Orang bijaksana dapat menahan amarah, tetapi orang bodoh mengumbar-nya.
(Amsal 14:29 – FAYH)

Pada tahun 2000, Baylee Rose Duggins seorang bayi berumur tiga bulan harus dilarikan ke rumah sakit karena tubuhnya diguncang-guncang oleh sang ayah. Entah apa yang menyebabkan sang ayah kesal dengan bayinya tersebut sehingga ia melampiaskan kekesalannya dengan berbuat seperti itu.

Karena insiden tersebut, Baylee Rose Duggins ini mengalami trauma parah pada otaknya sehingga otak si bocah malang ini rusak. Akibatnya Baylee tumbuh sebagai anak dengan gangguan penglihatan, juga tak mampu berbicara, berjalan atau makan dengan sendirinya. Padahal saat lahir, Baylee merupakan bayi yang sehat dan normal. Akhirnya pada tahun 2015 Baylee-pun meninggal dunia. Namun kisah ini tidak berhenti sampai disitu karena sang ayah kemudian didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua dan harus mendekam di penjara selama 46 bulan.

Kisah diatas menunjukkan hal yang ironis dari sikap temperamental atau tidak dapat mengendalikan emosi. Sebagaimana anak usia 3 bulan mungkin Baylee saat itu menangis terus karena sesuatu hal dan sang ayah begitu emosional sehingga memperlakukan bayi yang masih lemah dengan kasar dan berakibat fatal pada sistem syaraf dan disfungsi otak.

Dari ayat diatas, Firman Tuhan mengajarkan tentang bagaimana kita dapat mengendalikan emosi dan kemarahan kita. Sebab orang yang tidak dapat mengendalikan amarahnya sama saja dengan mengungkapkan kebodohannya sendiri. Orang yang yang cepat marah, yang hatinya mudah emosi oleh keadaan yang tidak menyenangkan, menunjukkan bahwa dia tidak dapat mengendalikan diri, dan dengan demikian sebenarnya ia mengungkapkan kebodohannya sendiri, sebagaimana dikatakan dalam Amsal 12:16 versi FAYH dikatakan “Bodoh sekali orang yang cepat marah; orang yang tetap tenang ketika dihina adalah orang bijaksana”.

Bagaimana dengan sikap hidup kita? Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sekarang ada banyak hal yang dapat membuat kita menjadi emosi dan geram dengan sikap hidup orang-orang di sekitar kita. Hal itu memang sudah dinubuatkan oleh Firman Tuhan bahwa pada hari-hari terakhir orang akan mementingkan dirinya sendiri, garang, tidak suka berdamai (2 Timotius 3:1-4). Dalam situasi seperti inilah justru kita – sebagai anak-anak terang – ditantang untuk menjadi orang yang lebih bersabar dan dapat menguasai diri. Apakah mudah? Tentu tidak, tetapi kalau kita mengijinkan Roh Kudus menuntun hidup kita, pasti kita dapat melakukannya. Jadi jangan mudah emosi yah. God bless you.

Pikirkan masak-masak dampak yang akan timbul sebelum anda bertindak emosional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *