AMBIL YANG BAIK, BUANG YANG BURUK

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
(Filipi 3:17)

Siapa yang tidak kenal “Petronas” perusahaan migas milik negara Malaysia yang berdiri pada tanggal 14 Agustus 1974. Petronas bisa dikatakan sebagai perusahaan yang berhasil karena pernah memiliki 103 anak perusahaan, saham di 19 perusahaan lain dan berhubungan dengan 55 perusahaan yang ada. Keberhasilan Petronas itu ternyata tidak lepas dari tekad mereka untuk menimba ilmu dari perusahaan-perusahaan lain, salah satunya mereka belajar dari PT. Pertamina milik Indonesia yang telah lebih dahulu berdiri sejak 10 Desember 1957.

Hal yang menarik dari kesuksesan Petronas saat ini dapat diibaratkan sebagai “Murid yang lebih pintar dari gurunya”. Mangapa Petronas bisa lebih baik dari perusahaan yang dia contoh, tidak lain karena Petronas dapat mengambil hal-hal yang baik dari Pertamina dan membuang yang sistem atau pengelolaan yang jelek atau kurang baik. Sebagai contoh, salah satu hal baik yang diadopsi oleh Petronas dari Pertamina adalah sistem kontrak bagi hasil dengan perusahaan-perusahaan pengeboran minyak dunia.

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari sistem kerja Petronas? Sering kali kita “alergi” untuk belajar dari orang lain yang telah berhasil hidupnya termasuk juga dalam hal rohani, padahal jika kita dapat mengadopsi hal-hal baik dari kesuksesan seseorang, tentu hal itu akan berdampak besar dalam keberhasilan kita juga.

Dalam ayat diatas, kita melihat jemaat di Filipi belajar dari keteladanan yang telah dilakukan oleh Paulus. Paulus yang dulunya adalah orang yang sangat membenci ajaran Tuhan Yesus tetapi setelah dia bertobat, dia menjadi orang yang dapat diteladani walaupun dia bukan orang yang sempurna (Filipi 3:12-14). Paulus telah memberikan teladan sebagai pemberita Injil yang melakukan pelayanannya dengan totalitas dan hidup dengan beriman.

Dalam hidup kita, mungkin kita menemukan saudara-saudara seiman yang hidupnya tidak mencerminkan sikap hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. Hari-hari ini kita dibanjiri dengan berita-berita tentang orang-orang yang notabene beragama Kristen, tetapi perilakunya sungguh bertolak belakang dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan. Janganlah kita berfokus pada kelemahan dan perilaku buruk mereka, apalagi kemudian kita menjadi skeptis atau tidak peduli pada hal-hal rohani. Buanglah hal-hal yang buruk itu, jadikan hal itu pelajaran berharga sehingga kita tidak mengalami kegagalan yang sama.

Marilah kita belajar dari anak-anak Tuhan lain yang hidupnya beriman dan memberikan teladan – mungkin itu orang tua kita atau rekan sepelayanan atau hamba Tuhan. Ambillah hal-hal positif dari mereka yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa bertumbuh dan berhasil, terlebih dalam pengenalan kita kepada Tuhan. Jika kita mau terus belajar dengan mengambil hal-hal baik dari orang-orang yang dapat kita teladani, maka suatu saat nanti kitapun pasti akan dapat menjadi teladan bagi orang lain. Amin.

Proses menuju Kesempurnaan dimulai dari meneladani hal-hal yang positif,
dan menghindari hal-hal yang negatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *