Seperti Firman Tuhan katakan: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
(Amsal 4:23)
Hati adalah pusat kehidupan seorang manusia dan dari hati seseorang akan terpancar kehidupan seperti apa yang dia jalani. Kepribadian seorang manusia dibentuk dari pengalaman kehidupannya. Pengalaman ini dapat berupa keberhasilan atau bahkan kegagalan yang paling memalukan yang pernah dialaminya. Pengalaman hidup itulah yang membentuk sebuah “LUKISAN HATI” yang tergambar lewat kehidupannya.
Melalui pergumulan, tantangan, kegagalan yang dialami inilah lukisan hati akan dilahirkan dengan lebih indah dan unik, karena lewat semua itu manusia menggoreskan goresan lukisan dan warna-warna yang dilahirkan dalam kehidupannya. Semakin banyak pengalaman kehidupan yang bervariatif artinya lukisan hati kita akan diukir dan dibentuk dengan guratan-guratan yang menambah indah lukisan hati tersebut.
Saya di ingatkan dengan kisah di Bilangan 13, disitu ada 10 orang pengintai yang memiliki pikiran pesimis dan melihat semua yang ada di depannya sesuatu tantangan yang sangat besar bahkan menghancurkan harapan mereka karena terlalu kuat tantangan yang ada di depannya.
Sementara hanya ada 2 pengintai yang berpikiran optimis dan tahu tantangan itu akan dapat diselesaikan dengan baik bersama Tuhan dan akhirnya mereka mendapatkan kesempatan-kesempatan besar untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam sebuah kepemimmpinan.
Bagaimana dengan kita? Dimana letak posisi kehidupan kita? Lukisan hati seperti apa yang sedang kita buat dalam kehidupan kita? Semua pertanyaan ini dapat kita jawab dengan jujur karena kitalah yang paling mengenal seluruh isi hati kita. Dan seharusnya kita sedang menciptakan sebuah lukisan hati yang terindah, karena setiap lika-liku kehidupan kita menghasilkan goresan lukisan yang sangat indah.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menciptakan sebuah lukisan hati yang indah dan membuat hati Tuhan sangat bangga dengan seluruh kehidupan yang kita jalani:
Pertama, kita harus memiliki hati yang percaya dengan setiap hal yang Tuhan rencanakan di seluruh kehidupan kita. Percaya artinya menyerahkan secara total seluruh keberadaan hidup kita. Logika berpikir, pengalaman masa lalu, kesombongan bahwa kita bisa menyelesaikan setiap pergumulan dengan kekuatan sendiri harus ditundukkan pada sikap hati yang mempercayai Tuhan.
Kedua, kita harus memiliki kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan, karena kedekatan kita dengan Tuhan akan membukakan pengalaman spiritual yang semakin mendewasakan pengenalan kita akan Tuhan. Kerinduan dekat dengan Tuhan melahirkan kebergantungan yang semakin kuat kepada Tuhan dan kita semakin merasa tidak punya kemampuan apapun yang dapat kita banggakan, semua keberhasilan yang kita alami semata-mata karena “Anugrah yang Tuhan berikan”
Ketiga, memiliki komunikasi yang intens dan dalam dengan Tuhan. Komunikasi ini adalah kehidupan doa kita dengan Tuhan. Doa yang bukan mengatur dan memaksa Tuhan mengabulkan semua prmintaan kita. Doa yang dewasa adalah “Doa yang mencari kehendak Tuhan dan memahami setiap jalan-jalan yang Tuhan tetapkan melalui proses kehidupan yang harus dijalani”.
Demikianlah hal yang dapat kita lakukan untuk membuat sebuah karya yang besar dan bernilai tinggi yaitu Lukisan hati yang menggambarkan cerita tentang kebesaran Tuhan disetiap kehidupan kita.
Makin rumit karya lukisan hati yang kita buat, berarti makin besar pergumulan dan tantangan yang harus kita hadapi. Next Level dalam tingkat kerohanian yang dewasa akan kita alami setiap hari di seluruh kehidupan kita. Terlebih dari itu kita akan menjadi saksi yang hidup dan memberkati orang sekitar kita dan membawa mereka juga melahirkan sebuah karya yang maha besar “Lukisan hati” dan akan kita kumpulkan di sebuah tempat dan kita pamerkan bagaimana karya Kebesaran Tuhan dinyatakan di setiap kehidupan kita dan orang-orang yang ada di dekat kita.
Kembali kepada konsep pemberitaan Injil yang berupa amanat agung Tuhan di setiap kehidupan kita.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).
Jadi kesimpulannya, Lukisan hati yang indah yang kita ciptakan bukan untuk berfokus pada diri sendiri tetapi berfokus untuk orang-orang di sekitar kita. Mereka dapat merasakan keindahan lukisan hati itu dalam kehidupan mereka dan akhirnya merekapun akan mengikuti jejak kita untuk melahirkan sebuah karya yang indah: sebuah lukisan hati yang unik dan bagus. Tuhan Yesus memberkati.
Pergumulan dan masalah yang kita hadapi
merupakan goresan-goresan hitam yang akan memperindah Lukisan Hati kita.