KITA DAN NEUROTRANSMITTER

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” (1 Korintus 6:19-20)


Pernahkah anda mengetahui tentang betapa luar biasanya ciptaan Tuhan yang ditemukan oleh ilmuwan farmakologi Dr. Otto Loewi dari Australia pada tahun 1921 yang bernama: “Adrenalin/Epinefrin, Asetilkolin, Dopamin, Endorfin, GABA (Gamma Amino Butyric Acid) dan Serotonin“? Ya betul👍🏻👍🏻, nama-nama yang tersebut adalah sebagian nama dari sekitar 50-an zat kimia yang dihasilkan oleh otak dan berbagai organ tubuh manusia, yang tergabung sebagai Neurotransmitter, yang berfungsi untuk membawa atau mengirimkan pesan antar neuron (sel syaraf otak) atau dari neuron ke berbagai jaringan tubuh, seperti otot. Fungsi zat-zat kimia Neurotransmitter ini  luar biasanya, bukan hanya memungkinkan komunikasi yang baik dan benar antar neuron,  mengontrol fungsi tubuh dan mengelola respon otomatis tubuh saja; tetapi juga jika zat-zat Neurotransmitter ini tidak menghasilkan jumlah yang cukup atau terjadi gangguan dalam proses pembentukannya sehingga seseorang mengalami kelebihan maupun kekurangan zat tersebut, maka itu akan berpengaruh pada perilaku dan kejiwaan seseorang.

Sebagai contoh: Zat kimia Adrenalin/Epinefrin yang seringkali dijuluki sebagai zat kimia fight or flight (lawan atau lari) adalah zat yang diperlukan otak untuk memerintahkan seseorang merespon secara cepat saat menghadapi bahaya. Jika seseorang kekurangan zat ini pada saat menghadapi bahaya, maka orang tersebut tidak akan memiliki kemampuan untuk merespon secara cepat dan baik bagaimana cara mengambil keputusan untuk menyelamatkan dirinya, begitupun jika pada saat ia mengalami keadaan darurat tetapi tubuhnya dalam kondisi kelebihan zat Adrenalin ini, maka ia akan mengalami peningkatan tekanan darah, jantung berdebar-debar dan pusing-pusing, yang tentu saja malah akan menjadi penghalang untuk dia bisa bertindak cepat dan tepat. Begitupun fungsi dan sifat dari keseluruhan zat-zat Neurotransmitter lainnya, seperti Seratonin adalah zat kimia pembawa rasa bahagia. Jika zat ini terganggu pembentukkannya, maka orang tersebut akan mengalami depresi dan gangguan mental lainnya. Oleh sebab itu secara ilmu kedokteran, kita dihimbau untuk bisa menjaga kesehatan tubuh dan pikiran kita dengan sebaik mungkin, agar produksi zat-zat Neurotransmitter ini tetap lancar. Cara menjaganya adalah dengan  melakukan pola hidup sehat dan selalu memiliki pola berpikir positif.

Melalui dua ayat di atas, kita juga melihat bahwa himbauan untuk menjaga kesehatan jasmani dan jiwa adalah kehendak Tuhan, supaya Tuhan bisa dipermuliakan melalui aktivitas dan efektivitas tubuh dan jiwa kita.  Kekristenan tidak hanya berbicara tentang pentingnya kita menjaga kesehatan rohani saja, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Bagaimana seseorang bisa memuliakan Tuhan dengan maksimal apabila tubuh  dan jiwanya terganggu fungsinya?

Dalam masa pandemi seperti ini dimana dampak-dampaknya telah membuat banyak orang depresi, baik akibat ‘pukulan’ dari sektor ekonomi, kesehatan maupun keamanan dan sebagainya, kita perlu lebih lagi menjaga tubuh dan pikiran kita, melalui pola hidup yang sehat – baik secara jasmani, terlebih lagi secara rohani – supaya ketika kita mendapatkan masalah dari luar, kita tidak akan tambah terpuruk karena diperberat oleh dampak dari gangguan fungsi zat-zat Neurotransmitter seperti tertulis di atas tadi.

Banyak orang yang gagal atau terpukul oleh dampak pandemi ini menyalahkan Tuhan karena pandemi ini kemudian merambat ke dampak kesehatan tubuh dan jiwa mereka, padahal ternyata di balik keterpurukannya, ada  faktor buruk dari Neurotransmitter ini juga yang ikut menambah gangguan pada tubuh dan jiwanya, karena mereka kurang atau tidak menjaga kesehatan tubuh dan jiwanya dengan baik, di samping mungkin adanya gangguan dari kerohaniannya juga karena tubuh, jiwa dan roh itu saling terkait.

Bisa menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan baik sangat berpengaruh dalam memberi pengharapan bagi pencapaian-pencapaian hidup kita sehari-hari, sehingga melaluinya nama Tuhan juga dipermuliakan. Bagi orang yang memiliki usaha dan yang senang berkarier, tentu kondisi tubuh dan jiwa yang sehat itu akan semakin menunjang untuk dapat terus maju mencapai taraf yang lebih lagi dan bisa mendukung dana dan daya bagi pelayanan yang lebih lagi. Bagi yang masih berkekurangan, memiliki tubuh dan jiwa yang sehat akan lebih bisa menikmati hidup, seperti kata orang: “Kalau tubuh kita sehat mah, makan nasi sama sepotong goreng tempe dan kecap cengek aja juga bisa nikmat, tapi kalau sakit mah, makan Bipang atau Steak juga rasanya menyiksa”. Dengan tubuh dan jiwa yang sehat, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi modal untuk bisa maju di kemudian hari dan ikut mendukung juga pekerjaan Tuhan. Bagi para hamba Tuhan dan pelayan Tuhan, tentu kondisi tubuh dan jiwa yang sehat sangat menunjang untuk dapat terus melakukan pelayanannya, sehingga ia bisa semakin berbuah dan memuliakan nama Tuhan. Oleh sebab itu, berjuanglah untuk terus mempertahankan kesehatan tubuh dan jiwa kita, jangan lalai menjalankan pola hidup dan pola berpikir sehat, yang akan berdampak pada kesehatan perilaku maupun kejiwaan dan roh kita, karena tubuh kita adalah Bait Allah, tempat Roh Allah berdiam dan menjadi sarana nama Tuhan dipermuliakan, baik dalam kehidupan bergereja maupun kehidupan sekular. Salam sehat dan tetap semangat👍🏻👏🏻🙏🏻🔥

Jangan lupakan peran Neurotransmitter dalam tubuhmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *