Berkatalah mereka, “Coba katakan, ‘syibolet.’ Jika ia berkata, ‘sibolet,’ ia tidak mengucapkannya dengan benar, sehingga mereka akan menyembelihnya di dekat tempat penyeberangan Sungai Yordan itu. Oleh karena itu, tewaslah pada waktu itu, 42 ribu orang Efraim. (Hakim-Hakim 12:6)
Pada bulan Februari tahun 2001 yang lampau, kita diingatkan tentang peperangan antara suku Dayak dan Madura, peperangan ini berbuntut panjang sampai merembet keluar Kalimantan, dimana suku-suku yang bersangkutan saling berperang juga di tempat lain. Saat itu banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan, dan juga banyak korban materi-materi maupun juga korban-korban psikologis buat anak-anak dan sebagainya.
Kasus peperangan antar suku seperti itu juga terjadi di dalam Alkitab, tepatnya di Kitab Hakim-Hakim 12, dimana terjadi peperangan antar suku Efraim, Manasye dengan Orang Gilead. Peperangan ini disebabkan oleh kesalahpahaman bahwa orang Gilead dituduh akan memisahkan diri dari suku Efraim, Manasye. Kesalahpahaman itu berawal dari Yefta dan orang Gilead yang berperang melawan bangsa Amon, namun Yefta tidak mengikut-sertakan mereka, sehingga mereka ini menuduh Yefta tidak menghormati dan menghargai mereka untuk terlibat dalam peperangan melawan bangsa Amon. Namun Yefta tidak mengakuinya bahwa Ia tidak mengajak mereka, Yefta mengaku sudah mengajak mereka tetapi mereka tidak mau ikut berperang, kesalahpahaman itu malahan mengakibatkan mereka akan membakar rumah Yefta dan seisi rumahnya, menyerang orang-orang Gilead dan sebagainya. Tentunya ada sebab-sebab lain yang tidak tertulis, singkat cerita terjadilah peperangan diantara mereka dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh orang-orang Gilaed, lalu mereka menduduki tempat penyeberangan di sungai Yordan untuk mencegat suku Efraim, Manasye yang lewat, dengan menerapkan strategi khusus untuk mendeteksi apakah itu orang Gilead atau suku Efraim, Manasye, dengan cara bertanya tentang kata sandi “Syibolet” kalau mereka berkata “Sibolet” berarti dia dari suku Efraim, Manasye yang harus dibunuh, maka terbunuhlah pada saat itu 42.000 orang Efraim.
Apa hikmah yang kita dapatkan dari kisah ini? Penghakiman Tuhan bukan hanya terjadi saat hari terakhir hidup kita, namun juga saat di dunia kita hidup penghakiman bisa datang dari Tuhan secara langsung dan juga bisa lewat orang-orang atau lingkungan di sekitar kita. Tidak hanya itu saja, penghakiman Tuhan juga bukan hanya tertuju bagi orang kafir tetapi juga orang percaya, seperti halnya suku Efraim ini.
Dari cerita ini, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa suku Efraim, Manasye terlalu angkuh dan sombong. Mereka menganggap bisa mengalahkan bangsa Amon, mereka juga haus akan kekuasaan, tidak hanya itu mereka juga tidak menghargai Yefta sebagai hakim mereka, sehingga Tuhan memakai orang Gilead untuk membinasakan suku Efraim, yang walaupun secara jumlah kalah banyak, namun orang Gilead dapat menang, karena Tuhan beserta mereka dan Yefta. Amin.
Waspadai keangkuhan, karena keangkuhan dapat mengakibatkan kebinasaan.