HANCURKAN REALITA MATA

Pembaca, saya akan mencoba membawa pemikiran kita pada suatu realita yang sedang dan akan kita hadapi. Kondisi yang saat ini kita jalani adalah kondisi yang tidak mudah dan sulit kita pahami. Realita dalam kehidupan kita adalah ketidakpastian dan berbagai kesulitan yang akan kita hadapi. Kesulitan yang pertama adalah dengan kondisi alam semesta saat ini. Begitu banyak kabar gempa bumi, gunung meletus, cuaca ekstrim yang terus terjadi di hari-hari yang kita jalani ini.

Kondisi yang kedua adalah kondisi ekonomi yang terus mengalami keterpurukan, semua perkembangan ekonomi, bisnis dan usaha menyodorkan ketidakpastian yang serba dibuat “remang-remang”. Semua memunculkan kegelisahan dan ketakutan. Bahkan ada perkembangan dunia okultisme yang semakin berkembang secara pesat demi untuk mencari jalan pintas dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Kondisi yang ketiga yang tidak kalah juga untuk menghancurkan keluarga-keluarga dengan pengaruh multimedia yang begitu banyak merusak mentalitas orang tua, suami istri, anak-anak dengan mengubah pola pikir yang benar menjadi tidak benar. Semua dipuaskan dengan tontonan yang mereka lihat sehari-hari. Mentalitas yang semakin terpuruk, ketidak-jujuran, terikat dengan hal-hal yang cabul dan penyimpangan seksualitas yang begitu bebas ditayangkan di media sosial yang kita gunakan setiap hari.

Semua kondisi diatas yang membuat realita mata hati kita semakin mengalami keterpurukan dan semakin terikat oleh pemikiran negatif yang menjerat kehidupan seorang manusia, tidak terkecuali bagi orang percaya. Hal-hal diatas seakan membuat orang-orang di cuci otak dan mengakibatkan kerapuhan hubungan dengan Tuhan.

Kondisi yang keempat adalah perilaku-perilaku yang tidak benar secara moral maupun spiritual. Kita menyaksikan hal yang memprihatinkan akhir-akhir ini yaitu pelecehan seksualitas yang dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang harusnya jadi panutan, juga tren yang sedang viral di kalangan artis dengan boneka-boneka arwah yang diperlakukan seperti manusia.

Sepertinya realita yang ada sekarang ini, kita banyak melihat hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan memang sedang terjadi. Dari pemaparan di atas, kita sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus, sudah seharusnya makin waspada dan berusaha menghancurkan realita mata yang negatif itu menjadi realita mata yang berkenan dihadapan Tuhan. Kita harus mulai terus mendekatkan diri dengan pondasi iman yang benar di hadapan Tuhan. Dan untuk memiliki pondasi iman yang benar itu kita perlu berjuang keras dalam melakukan hal-hal yang dikehendaki Tuhan, seperti tertulis dalam Galatia 5:17-25. Kita diminta oleh Tuhan Yesus melakukan kebenaran firman Tuhan. Kita berusaha menghancurkan realita mata yang di hadapan kita, dengan cara memikirkan hal-hal yang berkenan di hadapan Tuhan.

  1. Jaga kekudusan hidup di hadapan Tuhan. Membangun hubungan dengan Tuhan setiap hari, berkomunikasi secara intim dengan Tuhan sehingga kita memiliki kepekaan apa yang Tuhan mau dan melepaskan keinginan daging yang menuju kepada kebinasaan.
  2. Memiliki integritas di hadapan Tuhan. Kepercayaan yang melahirkan kedewasaan rohani.
  3. Melatih kedisiplinan untuk memahami pola pikir Allah yang akan melahirkan fokus hidup dengan Tuhan.
  4. Melewati setiap masalah-masalah yang menjadi kerikil dan batu-batu tajam yang siap dan sedang melukai kita. Ingatlah melalui masalah itu kita semakin melihat kemahakuasaan Tuhan Yesus.

Permasalahan itu hadir untuk menguatkan kita dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi, sehingga kita dapat melihat bagaimana Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan di hidup kita. Sebab Tuhan menjanjikan segala hal yang baik kepada kita, jika kita tetap hidup dalam ketaatan (Yosua 23:15 TB)

Pada akhirnya, kita harus berjuang terus setiap hari “Menghancurkan realita mata” yang kita hadapi dan memunculkan pola pikir positif dan paradigma baru tentang “Siapa Tuhan Yesus bagi kita” sehingga kita tidak gentar dan menghancurkan realita mata jasmani yang melahirkan hal-hal buruk dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Jalani hidup anda dalam dimensi rohani, bukan hanya sekedar dimensi jasmani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *