Dikatakan dalam Pengkotbah 3:1 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Ayat ini mengajarkan saya secara pribadi bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, ada masa-masa dimana kita harus menikmatinya – baik itu saat yang menyenangkan atau tidak – paling tidak saya belajar dari masa tersebut.
Masa PPKM nampaknya sudah hampir selesai dan sekarang kita memasuki masa yang baru, tetapi bukan berarti kita kembali ke masa yang semula, sebab Covid-19 masih ada dan pandemi belum berakhir. Kita semua harus mulai menjalankan aktivitas kembali karena roda ekonomi harus terus berjalan, sehingga musim yang baru ini disebut “New Normal”
Ada ilustrasi yang Tuhan Yesus berikan untuk menjadi pedoman kita. “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya,” (Matius 9:17).
Tentunya anggur baru sudah berbeda dengan anggur lama. Kita mungkin lebih suka dengan yang lama, itu sah-sah saja. Tetapi anggur lama sudah tidak ada lagi, sehingga mau tidak mau kita harus belajar menikmati anggur baru. Demikian juga dengan musim sebelum COVID-19 yang sudah meninggalkan kita. Kemudian, anggur baru juga disimpan dalam kantong yang baru. Anggur baru tidak bisa disimpan di kantong lama, sebab kantong lama akan hancur sehingga anggur baru bisa menjadi terbuang dan tidak bisa dinikmati. Kata ‘disimpan’ artinya tidak untuk dinikmati sesaat ataupun langsung diminum habis, tetapi untuk dinikmati dalam kurun waktu yang cukup lama.
Perbedaan antara kantong yang lama dengan yang baru adalah elastisitas-nya, yaitu “kemampuannya untuk menyesuaikan diri”. Kantong dapat diartikan sebagai wadah, tempat dan bisa juga diartikan sebagai organisasi; tempat kita bekerja, berbisnis dan beraktivitas. Jangan menyalahkan musimnya tetapi kita yang harus berubah dan menyesuaikan diri. Kemampuan kita untuk menyesuaikan diri atau elastisitas kita yang akan menentukan keberhasilan kita dalam menikmati musim yang baru. Oleh karena itu, berjalanlah bersama Tuhan Yesus yang senantiasa menguatkan kita menjalani musim yang baru. Amin.
Tuhan sudah memberikan Roh Kudus untuk kita agar bisa menghadapi segala hal dan segala musim.