Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah… (Filipi 1:22)
Ketika Tuhan menciptakan manusia tentu saja harus kita percaya bahwa kita ada dalam rancanganNya yang ajaib. Tuhan mempunyai tujuan yang besar dalam kehidupan setiap orang, Dia tidak sedang menciptakan manusia hanya agar kita menyenangkan keinginan daging yang bersifat sementara saja selama berada di dunia ini. Tetapi sama seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus bahwa hidup di dunia berarti bekerja memberi buah.
Paulus menyadari bahwa hidupnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar. Ia harus bekerja menghasilkan buah-buah rohani dalam melayani jemaat. Ketika berada di penjara, ia melihat bahwa melalui pemenjaraan dirinya, banyak orang yang mengalami kemajuan dalam iman dan keberanian untuk bersaksi serta memberitakan Injil (Filipi 1:12-14).
Ketika melihat orang yang memberitakan Injil dengan motivasi yang tidak baik, Paulus juga tidak menjadi putus asa; sebaliknya Paulus tetap bersukacita serta tidak mengeluh ketika situasi menjadi sulit (Filipi 1:15-18). Pendek kata – selama masih bernafas – Paulus tetap taat bekerja menghasilkan buah dan menjadi berkat bagi banyak orang dan bagi jemaat yang ia layani. Keteladanan hidup Paulus adalah hidup yang sungguh-sungguh penuh arti. Di tengah penderitaan dan situasi yang sulit, Paulus selalu memandang segala sesuatu dari sudut pandang Kristus.
Ketika Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup sampai saat ini berarti ada sesuatu yang harus kita hasilkan. Kualitas hidup kita bukan soal lama atau singkatnya usia kita tetapi apa yang sudah kita hasilkan selama hidup ini. Hidup bukan hanya mengisi hari, tetapi seharusnya memberi arti. Itu berarti tidak ada kata “cukup” untuk berdoa bagi orang lain, untuk melakukan penginjilan, untuk membawa damai sejahtera dan banyak hal lain yang harus kita kerjakan untuk menegakkan kerajaan Allah di muka bumi.
Dalam Matius 9:37 Tuhan Yesus berkata bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Ada banyak orang yang perlu mendengarkan kabar baik. Marilah kita memandang di sekeliling kita begitu banyak pekerjaan yang harus kita lakukan. Sebagaimana pohon menghasilkan buah bukan untuk dinikmati sendiri, demikianlah hendaknya hidup kita bukan untuk semata-mata mencari kesenangan diri sendiri tetapi untuk menjadi berkat bagi sesama kita. Amin.
Demikianlah hidup bukan hanya mengisi hari, tetapi memberi arti.