MENJADI DEWASA

Ayat Referensi : Ibrani 5:8-11

Sebuah quote berkata bahwa “Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan”. Berarti di dalam proses kehidupan manusia ada peristiwa yang terjadi secara natural, namun ada juga yang terjadi dengan melalui sebuah proses panjang. Setiap orang tentu ingin menjadi pribadi yang dewasa, namun sayangnya kedewasaan tidak ditentukan dari seberapa banyak usia seseorang. Ketika saya merenungkan apa yang dituliskan dalam Surat Ibrani 5:8-11, ada beberapa hal yang harus diajarkan kepada jemaat, antara lain:

  1. Kesalehan hidup,
  2. Ketaatan kepada Tuhan sekalipun hidup dalam penderitaan,
  3. Kemuliaan harus dikembalikan kepada Tuhan,
  4. Berani untuk selalu introspeksi diri, artinya lebih menilai keadaan diri sendiri daripada menilai keadaan orang lain,
  5. Menjadi sempurna,
  6. Menjadi teladan dalam hidup.

Namun semuanya menjadi sukar untuk dijelaskan, karena jemaat ternyata lamban dalam hal mendengar.

Ketika kita menjadi orang yang lamban dalam hal mendengar, maka hal itu akan berdampak terhadap proses pertumbuhan iman kita. Apabila kita lambat, maka kita akan terhambat. Setiap orang ingin menjadi dewasa, bukan? Tetapi seberapa banyak orang yang menyadari sungguh-sungguh bahwa untuk menjadi pribadi yang dewasa dan sempurna, ada proses yang harus kita jalani dan kita tidak boleh melarikan diri dari setiap proses, sekalipun proses itu menguras banyak hal dari kita.

Akan tetapi ketika kita berhasil menyelesaikan proses sampai akhir, kemudian kita menjadi orang yang berani mendedikasikan diri kita untuk mengerjakan kehendak Tuhan; maka kita sedang bergerak menuju kedewasaan. Saudara, untuk menjadi pribadi yang dewasa, kita tidak boleh puas hanya dengan belajar satu kali, tetapi kita harus terus belajar dan menjadi seorang pembelajar. Hanya saja, persoalan utama yang harus diselesaikan dari zaman ke zaman bahkan hingga saat ini, yang menghambat kita untuk menjadi pribadi yang dewasa adalah persoalan lamban dalam hal mendengar.

Berbicara mengenai kata mendengarkan, maka apa yang terlintas dalam benak kita? Tahukah kita bahwa mendengarkan bukanlah mendengar sambil lalu? Bukan juga mendengarkan sambil mengerjakan hal-hal yang lain. Mendengarkan seperti demikian tidak akan pernah membuat kita mengalami pertumbuhan. Proses mendengarkan adalah sebuah proses mendengar baik-baik dengan seksama, dan kepentingannya adalah supaya kita memahami pesan yang disampaikan (to listen and understand). Itu berarti, jika kita ingin menjadi pribadi yang dewasa dalam iman, maka kita harus terbiasa dan terlatih mendengarkan Firman Tuhan dengan seksama, supaya kita mengerti apa yang diajarkan Firman Tuhan kepada kita. Marilah kita terbiasa dan terlatih dalam mendengarkan kebenaran, supaya kebenaran tersebut menolong kita untuk mengalami pertumbuhan iman, membawa kita naik dari satu anak tangga pada anak tangga kedewasaan berikutnya. Saat ini kita harus mengganti perilaku yang lamban dalam hal mendengar dengan menjadi rajin dan tidak malas untuk diajar, kita haruslah menjadi pribadi yang antusias dan tidak bosan untuk mendengarkan, serta menjadi pribadi yang cerdas dalam memahami kebenaran dan tidak hidup dalam kebodohan.

Saya percaya, bahwa ketika kita terlatih dalam mendengar, maka kita akan menjadi pribadi yang tajam dalam pemikiran, bukan menjadi pribadi yang tumpul. Pertanyaannya, mengapa kita harus menjadi pribadi yang dewasa? Tentu saja, supaya kita dijemput sebagai mempelai Tuhan yang dewasa saat kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya.

Mari kita renungkan sejenak. Sudah berapa puluh tahun kita menjadi orang percaya? Sejak kita mengalami kelahiran baru, sudah berapa banyak khotbah yang kita dengar? Sudah berapa tahun kita terlibat pelayanan? Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kualitas kehidupan kita sudah teruji menjadi pribadi yang dewasa? Dari sekian lamanya kita menjadi orang percaya dan melayani, mungkin seharusnya kita ini sudah menjadi ‘Pengajar’. Pengajar adalah orang yang menguasai dan memahami kebenaran; orang yang ahli dalam menghidupi kebenaran, dan mengajarkan kebenaran pada orang lain serta menjadi teladan. Seorang pengajar bukan orang yang hanya ahli secara teori, tetapi seorang pengajar seharusnya juga ahli dalam mempraktekkannya.

Apabila kita perhatikan pada Ibrani 5:13, dikatakan bahwa anak kecil masih memerlukan susu, karena ia belum memahami ajaran tentang kebenaran. Jadi, kedewasaan tidak ada hubungannya dengan usia. Menurut King James Version, “For every one that useth milk is unskilful in the word of righteousness: for he is a babe.” – siapa saja yang masih meminum susu, ia tidak mempunyai keahlian dalam kebenaran akan Firman Allah, itu yang membuat mereka kekanak-kanakan. Seorang bayi yang masih belum bisa berbicara, hanya bisa menangis, menuntut untuk diperhatikan, dan menjadi pusat perhatian orang dewasa (self-centered). Tetapi tentu tidak demikian halnya dengan orang dewasa, bukan? Orang yang dewasa harus mengutamakan kepentingan orang lain, memprioritaskan orang lain, melayani orang lain, bahkan mengunjungi orang lain. Sedangkan seorang anak kecil, maka mereka memiliki sifat kekanak-kanakan; mereka tidak bisa diajar, dan mereka tidak bisa dididik untuk menjadi ahli. Kerinduan saya, biarlah setiap kita adalah pribadi yang terbiasa dididik dan diajar sampai kita menjadi seorang ahli atau dewasa.

Kapan kita menjadi pribadi yang dewasa? Ketika kita bersedia untuk menjalani dan menyelesaikan setiap proses, sehingga kita menjadi pribadi yang matang dalam pertumbuhan, dan bukan ‘karbitan’.

Ijinkan Tuhan membantu kita untuk matang secara penuh dalam pertumbuhan iman kita, sehingga kemudian kita akan menghasilkan buah untuk dapat dilihat dan dikecap. Pada akhirnya, marilah kita semua semakin dewasa atau matang dalam karakter, mental, dan juga memiliki moral yang teruji dalam kualitas. Sampai hari ini kita semua masih dalam tahap menyelesaikan proses sampai akhir, karena itu mari selesaikan.

Orang yang kekanak-kanakan mengetahui kebenaran, tetapi melanggarnya.
Orang yang dewasa akan selalu ‘bermain’ dalam kebenaran, bukan pada dosa dan pelanggaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *