Damai, sebuah kata yang kita idam-idamkan dalam hidup ini. Terlepas dari segala mimpi dan tujuan yang ingin kita capai, tanpa rasa damai di hati, rasanya semua sia-sia karena kita tidak bisa menikmati hasil kerja keras atau usaha bila pada akhirnya tidak ada damai di hati.
Kalau direnungkan, apakah sekarang ini semakin mudah untuk kita menemukan damai dalam hidup ini? Kenyataannya tidak, sebab makin banyak hal-hal di dunia ini yang membuat kita menjadi tertekan bahkan mungkin menjadi depresi. Contoh sederhananya adalah pekerjaan, berapa banyak dari kita yang merasa tertekan melihat orang lain yang sudah bekerja dan sukses, sementara kita merasa masih begitu-begitu saja dalam pekerjaan, dalam hal jenjang karir ataupun finansial sehingga akhirnya mengalami depresi dan menyerah dalam hidup ini.
Lebih spesifik lagi, sebagai anak-anak Tuhan akhirnya bisa jadi muncul pikiran, “Padahal aku rajin gereja dan pelayanan lho, kok hidupku rasanya gak mudah yah? Koq, orang lain bisa hidup senang dan sukses padahal jarang ke gereja dan gak pernah pelayanan malah?”
Matius 7 :13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Kutipan lagu sekolah minggu yang berjudul “Didalam Dunia” berkata sebagai berikut, “Didalam dunia ada dua jalan, lebar dan sempit mana kau pilih? Yang lebar api, jiwamu mati, tapi yang sempit jiwa berglori.” Jadi, hidup itu adalah pilihan. Mau lewat yang sempit atau lebar? Sempit agar terhindar dari kebinasaan? Boleh saja, namun apakah jalannya mulus-mulus saja? Tentu ada harga yang harus dibayar dan proses yang tidak menyenangkan. Seperti kata Matius, mungkin rasanya pintumu sesak karena kamu mencoba menjalani hidup yang benar sedangkan orang lain melewati jalan luas, dimana semua cara dan jenis dosa dilakukan demi untuk mengejar ambisi di dalam dunia.
Namun percayalah, sedikit yang sadar dan mau lewat pintu yang sesak itu karena prosesnya tidak enak. Tetapi seperti Firman Tuhan katakan, hal itu mengarah kepada kehidupan dan bukan kematian kekal. Tuhan memproses kita di dunia dan jujur hal itu tidak mengenakkan, tapi semua itu digenapi agar kita dipersiapkan untuk menerima hadiah, anugrah yang akan kamu terima kelak di akhir kehidupan.
Apakah itu berarti kita akan menderita terus menerus di bumi ini? Tuhan tidak sejahat itu koq…Dia sangat baik, tidak akan dibiarkan-Nya kita jatuh hingga tergeletak. Damai di bumi seperti di surga akan tergenapi, emang bisa? Bisa, tetapi jangan mengukur hal itu dengan kekayaan, popularitas, ataupun pengakuan di dunia ini, karena di atas langit masih ada langit, dan seberapa jauh kita coba melangkah, selalu dapat ditemui orang lain yang melangkah lebih jauh. Apakah itu artinya kita kurang diberkati? Tentu tidak, setiap orang punya jalur dan fase hidup masing-masing. Sometimes, kita di bawah dan seketika Tuhan bisa angkat kita tinggi. Jadi jangan khawatir, selama kita berada dalam hadirat dan penyertaan Tuhan, disertai dengan komitmen bahwa kita mau melewati segala proses hidup dan pencapaian bersama Tuhan, you’ll be fine dan damai bisa kita dapatkan di dunia ini.
Meski pergi kerja harus jalan kaki, tapi sukacita kita enggak luntur. Meski orang-orang mengatakan yang tidak baik bahkan memfitnah kita, tapi kita enggak baper dan stress karena kita tahu yang lebih penting adalah apa kata Tuhan tentang diri kita. Life is about choices, bersyukur selalu maka damai di bumi seperti di surga menjadi bagian kita. Kalo muncul pertanyaan, kenapa aku begini? Itu karena Tuhan yang menetapkan. Let My will be done for you, dan segala jalannya adalah baik dari segala yang baik yang pernah kita pikirkan. Tetap berharap dan percaya kepadanya. Tuhan memberkati kita semua.