“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” Matius 6:25-26
“Selamat Tahun Baru…” Tentunya ucapan salam ini sering kita dengar disampaikan dengan aura kegembiraan, optimisme dan pengharapan mengawali tahun 2021 ini. Namun apakah kita memang menyongsong tahun 2021 ini dengan optimisme dan kegembiraan? Ataukah justru kita menatap tahun ini dengan penuh tanda tanya dan kekuatiran, mengingat pandemi yang nampaknya belum akan berakhir – malah justru semakin mengganas.
Kekuatiran kita mungkin bukan hanya berurusan dengan bahaya terpaparnya virus covid-19 ini, tetapi juga keberlangsungan hidup kita. Apakah usaha dan pekerjaan kita akan tetap berjalan dengan baik? Atau ancaman kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja sudah mulai nampak di depan mata kita?
Menyikapi keadaan diatas, Tuhan Yesus mengajarkan agar kita tidak dihantui dengan kekuatiran yang melumpuhkan iman dan semangat hidup kita, tetapi biarlah kita tetap mempercayakan diri kepada Tuhan yang sanggup memelihara hidup kita. Kalau burung-burung saja dipelihara apalagi kita yang diciptakan serupa gambarNya (Matius 6:26).
Tapi itu tidak berarti kita hanya berpangku tangan dan tidak perlu bekerja keras dalam menjalani situasiini. Sikap tidak kuatir bukan berarti kita mengandalkan berkat Tuhan secara ajaib semata, ibarat menantikan uang jatuh dari langit. Kita dituntut agar memiliki tanggung jawab dalam hidup ini untuk tetap berkarya dan berusaha secara maksimal,maka Tuhan memberkati segala yang dikerjakan oleh tangan kita tersebut.
Menarik sekali bahwa Tuhan membandingkan pemeliharaanNya kepada kita seperti kepada burung-burung yang tidak menabur dan tidak menuaidan tidak menyimpan cadangan makanan dalam lumbung. Ada sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung-burung yang menyebutkan bahwa burung Murai, bangun pukul 02.30 pagi kemudian mencari makanan hingga pukul 21.30 (total 19 jam). Burung Murai ini bolak-balik ke sarang sekitar 200 kali sehari untuk memberi makan kepada anak-anaknya. Kemudian ada burung Tikus, yang bangun pukul 03.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (total 18 jam) dan mereka bisa mengumpulkan 400 ekor ulat sehari untuk makanan dirinya dan anak-anaknya. Penelitian ini menunjukkan bahwa burung-burung bekerja keras sepanjang hari untuk mendapatkan makanan dan mengalami pemeliharaan Tuhan.
Berapa banyak waktu kita yang kita gunakan untuk bekerja setiap hari? Kita tidak bisa berpangku tangan dan berdoa minta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari surga secara ajaib. Ada bagian yang harus kita lakukan dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Belajarlah dari semangat dan keuletan dari burung-burung, mereka menepis kekuatiran dengan bekerja keras sepanjang hari. Amin.
Kalau kita bekerja dengan semestinya, kita tidak perlu kuatir
dengan pemeliharaan yang Tuhan sediakan bagi kita.