Ingatan masa lalu masih begitu jelas dalam benak saya, ketika saya senang sekali membeli pakaian pahlawan super yang berjubah lalu mempraktekkan berbagai gaya dan aksi pahlawan tersebut. Berlari kesana dan kemari, lalu seolah-olah mampu mengeluarkan jurus-jurus yang di luar akal. Senang sekali ketika saya mampu melakukan hal-hal yang sebenarnya saya tidak mampu lakukan.
Saya percaya bahwa kita semua selalu ingin menjadi pribadi yang kuat, pribadi yang serba bisa, layaknya pahlawan yang tak punya kelemahan. Membayangkan diri apakah saya bisa melakukan hal ini? Apakah saya bisa melakukan hal itu? Dalam konteks pelayanan, mungkin ada yang merasa dirinya saat ini tidak bisa melayani apa-apa, merasa diri tak mampu menginjili karena bingung dalam berkata-kata, atau merasa tekanan dan permasalahan yang membuat diri memikirkan ulang tentang pelayanan. Tak jarang, kondisi tersebut membuat kita berpikir, “Apakah saya harus melayani? Apakah saya mampu melayani terus? Apakah mungkin saya mendapat super power agar dimampukan untuk melayani?”
Hal serupa dialami juga oleh seorang Gideon dalam Hakim-hakim 6:11,ketika desakan dari Midian membuat Gideon takut dan gentar, bersembunyi dalam tempat pemerasan anggur. Gideon merasa diri tidak mampu, meskipun Malaikat Tuhan – yang sebenarnya adalah penampakan Allah sendiri dalam perjanjian lama (Theophany)– menghampirinya dan berkata, “Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” (ay. 12). Gideon melihat kondisinya dan berkata bahwa kaumnya adalah yang terkecil di antara suku Manasye dan dia adalah yang termuda di sana (ay. 15). Tapi kita sama-sama tahu, bahwa akhirnya Gideon berhasil memperoleh kemenangan yang tidak biasa atau bahkan salah satu kemenangan paling fenomenal, karena mampu mengalahkan bangsa Midian hanya dengan 300 pasukan dan hanya dengan sangkakala, buyung, dan suluh obor saja.
Kalau kita percaya bahwa Allah yang menyertai Gideon saat itu, adalah Allah yang sama yang beserta kita saat ini, mari kita sama-sama belajar di tengah keraguan hati kita dalam melayani, bahwa:
Super power itu begitu nyata, dan itu datangnya dari Allah. Kekuatan kita datang dari Dia yang mengutus kita. Ini bukan tentang apa yang kita punya, seperti halnya pasukan dan alat perang yang dimiliki Gideon, tetapi tentang siapa yang menyertai kita dalam pelayanan kita.Tuhan sendiri berkata kepada Paulus bahwa dalam kelemahanlahkuasa-Nya menjadi sempurna.
Mari sama-sama memandang Tuhan dalam apa yang kita kerjakan dan Tuhan yang akan memampukan kita dalam melayani Dia. Tuhan memberkati kita semua.
“Orang yang kuat dan tangguh bukanlah yang mengandalkan dirinya sendiri. Melainkan yang berharap di dalam Dia.”