PULANG

Dalam sebuah drama yang saya tonton di Youtube, dikisahkan ada seorang anak perempuan yang sedari kecil selalu ditinggal pergi ibunya karena sang ibu terus saja berganti-ganti pasangan. Seiring berjalannya waktu, kebencian si anak kepada ibu pun semakin memuncak dikarenakan kehadiran sang ibu hanya digantikan dengan pakaian yang mewah yang biasa dikirim ibunya secara berkala. Padahal, yang dirindukan si anak hanyalah kepulangan sang ibu, dan kehadirannya dalam setiap proses hidup anak tersebut.

Saya percaya bahwa setiap dari kita punya pemahaman yang sama tentang kata “pulang”, yaitu datang kembali ke satu tempat yang begitu nyaman bagi kita, seperti rumah, kampung halaman, dan lain sebagainya. Dan rasa nyaman itu biasanya ditimbulkan oleh kehadiran pribadi yang berada di tempat tersebut. Terlebih lagi, jika disana selalu ada pribadi yang menantikan kepulangan kita.

Di dalam Lukas 15:20 dikatakan: “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia”.

Ayat ini mengingatkan kita akan si bungsu yang pada awalnya memutuskan pergi meninggalkan keluarganya demi kenikmatan dunia, namun akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya selama ini salah, dan memutuskan untuk pulang ke rumah berjumpa kembali dengan sang ayah yang ternyata menyambut dia dengan penuh kasih.

Dari sini kita mau sama-sama belajar tentang dua langkah berikut:

1. Kenali apa yang membuat kita pergi jauh dari Tuhan. Apakah itu kesibukan? Ketakutan? Kekecewaan? Pergumulan? Dosa? Apapun itu, maukah kita melepaskan itu semua dan kembali “pulang”? Mari terus belajar untuk selalu introspeksi diri dan taat untuk berubah. Jangan terintimidasi oleh si iblis, karena Tuhan akan selalu menyambut kita dengan penuh kasih.

2. Belajar untuk selalu rindu tinggal di dalam Dia. Kalau kita sudah bersama dengan Tuhan yang begitu kita rindukan, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk kita masih ingin pergi menjauh dari Tuhan. Percayalah, hidup kita akan semakin bermakna ketika tinggal di dalam Tuhan.

Jadi, pulanglah kalau sudah pergi menjauh.. dan kalau sudah tinggal, buat apa pergi lagi?

Tuhan Yesus memberkati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *