“…Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15)
Pernahkah anda ditipu oleh seseorang, khususnya dalam aspek keuangan? Bagaimana perasaan anda? Tentu sakit hati sekali, bukan? Jengkel, marah, geram, kesal berkecamuk jadi satu. Apalagi kalau orang yang menipu itu orang yang sangat dekat dengan kita dan kita sangat percayai.
Tentunya tindak penipuan – dengan alasan apapun – tidak bisa dibenarkan. Namun, pertanyaannya adalah: “Apakah kesalahan itu hanya dilakukan oleh si penipu? Atau jangan-jangan kita yang tertipu juga ternyata memiliki andil dalam penipuan tersebut?
Untuk menjelaskan hal ini, saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya… Satu ketika, seorang kerabat mengatakan kepada saya bahwa ada handphone Sony Ericsson yang dijual dengan harga miring dari toko resminya. Pada waktu itu, HP Nokia dan Sony Ericsson-lah yang merajai teknologi telepon seluler, sehingga ketika ada tawaran menggiurkan tersebut tanpa pikir panjang saya transfer sejumlah uang sebagai uang muka “promo HP murah” tersebut. Namun setelah beberapa waktu ditunggu, ternyata si pegawai yang menawarkan “promo” tersebut mengambil uang muka tersebut untuk dirinya sendiri dan kemudian kabur tanpa ketahuan jejaknya.
Saat merenungkan kerugian akibat melayangnya sejumlah uang yang bagi saya tidak sedikit, saya kemudian berpikir ulang tentang terjadinya penipuan tersebut dan melihat sesungguhnya selain memang ada niat jahat atau tidak baik dari si penipu, tetapi juga sebenarnya ada kesalahan yang saya lakukan juga. Kesalahan itu adalah “Ketamakan” atau keserakahan.
Ya, seringkali tanpa sadar keserakahan atau keinginan mendapat untung dengan cara yang mudah begitu menguasai pikiran kita, sehingga kita tidak dapat berpikir jernih dan secara logis memilah-milah apakah barang atau prospek investasi yang ditawarkan itu wajar atau tidak. Sehingga tidak heran akhirnya kita tertipu oleh penjual abal-abal atau investasi bodong yang marak di masa-masa sulit ini.
Jadi ingatlah, setiap kali kita tergiur untuk membeli sesuatu dengan harga yang sangat murah atau mendapatkan keuntungan yang tidak wajar, cek hati kita apakah kita sudah dikuasai oleh ketamakan atau keserakahan? Hal itu juga yang bisa membuat kita tertipu!
Keserakahan bisa membuat orang menjadi penipu atau tertipu