“Lalu Yesus berkata: Bukanlah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Dimanakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah diantara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain daripada orang asing ini? Lalu Ia berkata kepada orang itu: Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Lukas 17:17-19)
Dalam kisah diatas, ada beberapa hal yang dapat kita jadikan pembelajaran dan perenungan tentang kehidupan dan perjalanan iman percaya kita kepadaNya.
Pertama, ada sepuluh orang yang sakit kusta datang mohon belas kasihan Tuhan Yesus untuk menyembuhkan penyakitnya (ay. 13). Tapi Yesus tidak langsung menyembuhkan mereka, malahan Yesus menyuruh mereka pergi untuk memperlihatkan diri mereka kepada imam-imam.
Disini Tuhan Yesus mau melihat tentang iman mereka, apakah mereka mempunyai iman dan mau pergi untuk memperlihatkan diri mereka kepada imam-imam.
Hal ini menandakan bahwa iman itu harus ditunjukkan dengan perbuatan.
Alkitab mencatat bahwa dalam perjalanan untuk menemui imam-imam, mereka menjadi tahir atau sembuh sebelum bertemu dengan imam-imam. Dan salah seorang dari mereka – seorang Samaria – ketika melihat bahwa dirinya sudah sembuh, dia kembali menemui Yesus sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring. Yesus bertanya: “Bukankah sepuluh orang tadi sudah menjadi tahir? Dimanakah yang sembilan orang itu?” Tuhan Yesus tentu mengetahui bahwa sembilan orang yang lain juga sudah tahir, tapi mereka tidak kembali kepadaNya untuk mengucap syukur dan berterima-kasih.
Pertanyaan:
- Mengapa hanya satu orang yang sadar dan kembali untuk mengucap syukur dan berterima-kasih?
- Mengapa orang Samaria – bukan orang Yahudi – yang kembali untuk memuliakan Allah dengan suara nyaring?
- Apakah yang sembilan orang lagi tidak sembuh, atau tidak tahu berterima-kasih?
Jawabannya:
- Orang yang kembali itu sadar bahwa Tuhan sudah menyembuhkannya walaupun dia belum bertemu dengan imam-imam. Dia yakin mujizat terjadi bukan karena harus bertemu dan memperlihatkan diri kepada imam-imam dan bukan karena kuasa imam-imam dia disembuhkan.
- Kenapa kebetulan orang Samaria yang kembali, bukan orang Yahudi. Karena orang Samaria tidak termasuk bilangan orang/umat Allah dimata orang Yahudi. Bahkan orang Samaria dianggap kafir di mata orang Yahudi.
- Yang sembilan orang itu, mungkin karena sangat senangnya sehingga lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yesus. Bukankah sudah menjadi sifat manusia jika mendapat kesenangan kemudian lupa kepada yang memberi kesenangan itu? Alkitab tidak menjelaskan lebih lanjut apakah mereka sakit kusta lagi atau seterusnya tahir.
Kesimpulan:
- Marilah kita belajar pada orang Samaria yang bersyukur dan berterima kasih pada pertolongan dan belas kasihan Tuhan Yesus, jadilah saksi Tuhan dimanapun kita berada.
- Jadilah orang yang tahu berterima kasih, jangan seperti sembilan orang yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus, tapi mereka tidak bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan Yesus sebab mereka pikir bukan Tuhan Yesus yang menyembuhkan mereka. Mungkin merek mengira bahwa penyakit kustanya sembuh sendiri atau itu suatu kebetulan saja, bukan merupakan mujizat.
- Hendaklah kita intropeksi diri sendiri, berapa banyak Tuhan sudah menolong kita tetapi kita lupa atau tidak mau berterima kasih pada Tuhan.